RM.id Rakyat Merdeka - Mengawali pekan ini, nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,18 persen ke level Rp 14.400 per dolar AS dibanding perdagangan pada Jumat (28/1) di level Rp 14.374 per dolar AS.
Tak jauh berbeda, mayoritas mata uang di Asia bergerak melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,15 persen, dolar Hong Kong turun 0,04 persen, dolar Singapura minus 0,04 persen, baht Thailand minus 0,04 persen, dan won Korea Selatan anjlok 0,37 persen.
Baca juga : Barty Torehkan Sejarah Baru
Indeks dolar AS terhadap mata uang utama saingannya berada menurun di level 97,205. Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro melemah 0,40 persen ke level Rp 16.054, terhadap poundsterling Inggris juga turun 0,49 persen ke level Rp 19.301, dan terhadap dolar Australia minus hingga 0,77 persen ke level Rp 10.088.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra melihat, pelemahan rupiah kali ini lantaran sikap pasar yang mulai mengantisipasi sejumlah kebijakan moneter AS. Sehingga hal ini akan memberikan sentimen negatif untuk mata uang Garuda.
Baca juga : Bunga Acuan AS Naik, Rupiah Merana
"Antisipasi pasar terhadap serangkaian kebijakan moneter the Fed yang dimulai Maret masih menjadi pendorong penguatan dollar AS terhadap nilai tukar lainnya termasuk rupiah," jelasnya di Jakarta, Senin (31/1).
Sepanjang hari ini, Ariston memproyeksi nilai tukar rupiah berada di zona merah. Setidaknya rupiah berada dalam rentang support Rp 14.350 per dolar AS dan resistance Rp 14.400 per dolar AS. [DWI]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.