BREAKING NEWS
 

Genjot Program Go Online

Kominfo Dorong 8 Juta UMKM Garap Pasar Digital

Reporter : ALFIAN SIDIK
Editor : FAZRY
Selasa, 2 Juli 2019 06:30 WIB

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) terus menggenjot program Go Online yang diinisiasi oleh pemerintah. Ada sekitar 8 juta rekan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang didorong untuk menggarap pasar digital agar program tersebut sukses.

DIREKTUR Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Samuel Abrijani Pangerapan menjelaskan, Go Online merupakan program yang sudah berlangsung sejak tahun lalu.

Program tersebut melibatkan pemerintah, UMKM, dan platform belanja online di Indonesia. “Program tersebut untuk meratakan akses pasar digital dan membangun ekonomi digital di Indonesia,” ujar Samuel dalam acara Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Fasilitasi UMKM Go Online dengan Shopee di SCBD, Jakarta Selatan, kemarin.

Dia mengatakan, metode pemasaran produk lokal melalui pasar daring masih harus terus disosialisasikan. “Indonesia memiliki sebanyak 58 juta pegiat UMKM. 8 jutanya kita dorong go online,” ungkapnya.

Selain memperkenalkan digitalisasi, Samuel menilai dengan adanya media pemasaran baru juga dapat berbanding sama dengan penjualan produk lokal dari UMKM yang bergabung.

“Tidak hanya mengenalkan mereka (UMKM) dengan channel marketing baru, tapi bagaimana produk-produk lokal ini bisa ditingkatkan sales-nya dan mengikuti tren,” kata dia.

Semuel mengatakan, kerja sama yang dilakukan Kemenkominfo dengan marketplace dan platform dompet digital sangat penting bagi UMKM.

Baca juga : Gojek Dorong Pengusaha Perempuan Berbisnis Digital

Menurutnya, upaya tersebut dapat mempermudah proses pendampingan serta edukasi terhadap pelaku UMKM. Semuel melanjutkan, melalui program tersebut, para pelaku UMKM saat ini memiliki dua kios. Yakni kios tradisional di pasar dan kios di dunia internet.

“Dua jenis lahan tersebut akan membantu para pelaku UMKM dalam mengembangkan bisnis lebih luas dan bertransaksi lebih cepat, efektif, dan efisien. Maka dari itu diperlukan kerja sama beriringan dengan platform mar ketplace seperti Shopee un tuk sama-sama membina dan membantu UMKM Indonesia berbisnis online,” tuturnya.

Pandu Digital

Bekerja sama dengan Kemenkominfo, program tersebut dijalankan dengan beberapa strategi. Seperti melalui pelatihan para pandu digital, pendampingan proses onboarding UMKM Go Online, serta pembinaan lanjutan.

Adapun, kerja sama tersebut dilakukan dalam kegiatan bertajuk Grebeg Pasar. Yakni program yang bertujuan mengajak para pelaku UKMM untuk memperluas pasar melalui toko digital.

Adsense

Pada kuartal I/2019, kegiatan tersebut dilangsungkan di 20 kabupaten atau kota di seluruh Indonesia. Masing-masing kota menggelar kegiatan Grebeg Pasar di enam titik pasar rakyat.

Dalam kegiatan tersebut, sejumlah Relawan Pandu Digital melakukan sosialisasi kepada UMKM secara door to door untuk dan menguasai cara bertransaksi toko daring di marketplace digital.

Baca juga : LPEI Dorong UKM Go Digital

“Selain itu, para pelaku UMKM ditawarkan untuk menginstall aplikasi dompet digital guna memudahkan transaksi digital,” ucapnya.

Samuel mengaku, program Go Online saja tidak cukup. Menurutnya, e-commerce juga harus mampu membuat produk-produk lokal, meningkatkan penjualannya dengan membagikan data tren produk apa yang dicari pembeli, sehingga produk tersebut bisa disediakan oleh pelaku usaha.

“Yang namanya platform kan punya database (big data), ba￾gaimana sih karakteristik tren kali ini. Jangan produk yang tidak disukai terus diproduksi akhirnya tidak bisa dijual,” ucap Samuel.

Dia mengatakan, tren penjualan di e-commerce saat ini dari waktu ke waktu semakin mudah. Bahkan, seorang kurator/agregator bisa menjual barang tanpa memproduksi barangnya. Kesulitan yang ada di industri e-commerce saat ini adalah persaingan.

“Yang susah menurut saya memang persaingannya makin besar. Makanya perlu data-data tambahan kepada UMKM supaya mereka bisa bersaing lebih bagus di dalam marketnya. Itu harus ada feedback dari platform. Platform memberikan,” jelas Samuel.

Samuel mengakui hingga saat ini belum ada platform e-commerce yang memberikan data kepada pelaku usaha terdaftar. Padahal, kata Samuel, platform juga memiliki kepentingan. Hal itu sudah dilakukan marketplace di negara-negara lain.

Menurut Samuel, Indonesia harus mampu menjadi seperti negara-negara tersebut.

Baca juga : Menteri Rini Dorong BUMN Inovatif Cari Pendanaan

“Sales terjadi di platformnya, untuk sales bisa terjadi harus ada produk-produk yang disukai oleh komunitasnya. Yang tahu belanja di komunitas ini kan mereka (platform) seleranya bagaimana,” tutupnya.

Direktur Shopee Indonesia Handhika Jahja menambahkan, dengan terjalinnya kerja sama antara Kemenkominfo dan market place, dirinya optimistis akan terjadi pertumbuhan ekonomi digital yang cukup pesat dalam beberapa waktu ke depan.

Terutama dengan adanya pemanfaatan sumber daya yang ada, serta terus berlangsungnya proses adaptasi dengan tren global saat ini.

“Dengan kata lain, masyarakat Indonesia senang mengakses internet menggunakan ponsel. Hal ini terbukti dari adanya pergeseran tren belanja online, di mana sekitar 95 persen pemesanan di platform Shopee dilakukan melalui aplikasi ponsel,” ujar Handhika. [ASI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense