Dark/Light Mode

Perbanyak Energi Ramah Lingkungan

Jonan Dorong Pertamina Kembangin Green Diesel

Jumat, 18 Januari 2019 11:09 WIB
BERI PENGARAHAN: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM ) Ignasius Jonan (tengah) ditemani Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana (kiri) dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero)Nicke Widyawati, saat rapat di Refinary Unit III Plaju di Palembang, Sumatera Selatan, kemarin. (Foto: Istimewa)
BERI PENGARAHAN: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM ) Ignasius Jonan (tengah) ditemani Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana (kiri) dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero)Nicke Widyawati, saat rapat di Refinary Unit III Plaju di Palembang, Sumatera Selatan, kemarin. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berupaya menciptakan energi ramah lingkungan. Selain mendorong penggunaan campuran biodiesel 20 persen (B20), Kementerian ESDM juga mendorong Pertamina untuk membuat green diesel yang berasal  dari Crude Palm Oil (CPO). 

Menggunakan penerbangan pagi, kemarin, Menteri ESDM Ignasius Jonan bertolak ke Sumatera Selatan (Sumsel). Dia didampingi Dirjen Minerba Bambang Gatot, Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konsevasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana, dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.

Jadwal Jonan di Sumsel cukup padat. Pukul 09.45 WIB, Jonan bersama Bambang mengunjungi Kantor Kereta Api Indonesia (KAI) Divisi Regional (Divre) III Palembang. Di sana sudah ada Dirut Bukit Asam Arviyan Arifin dan Dirut PT KAI Edi Sukmoro yang tengah membicaran bisnis angkutan batubara.

Baca juga : Freeport Kembali Ke RI Tinggal Hitungan Hari

Sambutan di Divre III cukup hangat. Mereka menanti kedatangan mantan Dirut KAI itu. Berkumpul di ruang rapat Sriwijaya, Jonan disuguhkan video selama dirinya masih menukangi KAI. Rasa bangga bercampur haru, tak bisa disembunyikan Jonan. Pegawai di sana juga antusias selfie dengan Jonan.

Dari kantor KAI, Jonan lanjut blusukan ke Refinary Unit (RU) III Plaju di Palembang. Di markas Pertamina ini, Jonan di dampingi Ridha. Nicke beserta jajarannya juga telah menunggu. Mereka mengadakan pertemuan tertutup sekitar 20 menit untuk membahas green diesel.

Jonan menegaskan, pemerintah telah berkomitmen menerapkan bahan bakar ramah lingkungan. “Yang dilakukan adalah mencampur kelapa sawit. Baik residu atau bagian lain dari kelapa sawit ke minyak diesel. Sehingga minyaknya akan lebih ramah lingkungan,” tuturnya. 

Baca juga : Gunakan Ponsel Untuk Perkuat Persatuan Bangsa

Pemerintah menugaskan Pertamina untuk melakukan pengolahan bahan bakar ramah lingkungan. Sehingga proses ini akan dilakukan di RU Plaju dan RU Sungai Gerong di Palembang. Bukan cuma itu. Jonan juga mengatakan, akan dibangun kilang untuk mengubah sawit menjadi 100 persen diesel. Ini juga sebagai upaya pemerintah mengurangi gas buang dan polusi.

“Ini juga supaya Pertamina berubah. Dari pengolah energi fosil menjadi sebagian pengolah energi yang terbarukan, juga dari kelapa sawit,” cetus Jonan. Secara ekonomis, kata dia, upaya ini bisa mengurangi impor bahan bakar. Saat ini impor bahan bakar tembus 400 ribu barel per hari. Sehingga upaya pengolahan minyak sawit menjadi green die¬sel sangat penting dilakukan.

Nicke mengatakan, RU III menghasilkan minyak kernel. Yakni, produk turunan dari CPO dicampur dengan residu yang selama ini terbuang. Residu itu kemudian diproses di unit Residu Catalytic Cracking (RCC) menjadi produk green fuel yang lebih baik. Hasil pengolahan ini secara emisi karbon jauh lebih baik untuk lingkungan.

Baca juga : Dua Pegawai Kemenkeu Kembali Teridentifikasi

Nicke juga mengamini, Pertamina akan melakukan proses 100 persen diesel dari CPO di RU III Plaju. Bahkan nantinya akan ada pengolahan serupa di berbagai daerah di Indonesia.

“Untuk yang coprocessing kernel oil dicampur dengan residu. Setelah Plaju kita juga akan lakukan di kilang Balikpapan, Kilang Balongan dan Kilang Cilacap. Jadi kita akan tambah kapasitasnya sehingga perlahan yang B20   juga akan kita campur, jadi ada beberapa opsi,” lanjut Nicke.

Sekadar informasi, pemerintah terus mendorong pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT). Hal ini merupakan kmitmen pemerintah untuk mencapai bauran energi nasional sebesar 23 persen pada tahun 2025. komitmen pemanfaatan EBT ini meliputi dua sektor yang terbesar, yaitu kelistrikan dan transportasi. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.