BREAKING NEWS
 

Waspadai Sentimen Dalam Negeri Akibat Pandemi

Rupiah Menguat Lagi

Reporter : DWI ILHAMI
Editor : MUHAMMAD RUSMADI
Senin, 21 September 2020 11:02 WIB

RM.id  Rakyat Merdeka - Melanjutkan penguatan pekan lalu, nilai tukar rupiah pagi ini dibuka menguat 0,44 persen di posisi Rp 14.670 per dolar Amerika Serikat (AS) dibanding penutupan Jumat (18/9) di Rp 14.735 per dolar AS di pasar spot.

Pergerakan mayoritas mata uang di Asia turut menanjak. Dolar Taiwan menguat 0,38 persen, dolar Singapura naik 0,20 persen, yen Jepang naik 0,19 persen, baht Thailand naik 0,10 persen.

Indeks dolar sendiri terhadap enam mata uang saingannya turun 0,08 persen ke posisi 92,853 dari level pembukaan 92,267. Nilai tukar rupiah terhadap dolar juga naik 0,22 persen ke posisi Rp 17.444 dan terhadap yuan China juga menanjak 0,18 persen ke level Rp 2.177.

Menurut Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi, beberapa sentimen dari dalam dan luar negeri masih mempengaruhi pergerakan rupiah.

Baca juga : Pandemi Virus Corona Mengancam Keamanan

Sentimen eksternal datang dari data ketenagakerjaan di AS yang dirilis pada Kamis mendatang, menunjukkan bahwa klaim pengangguran awal turun lebih lambat dari yang diharapkan. Di saat yang sama, data dari pasar perumahan menunjukkan bahwa bagian dari ekonomi mendingin setelah tiga bulan mengalami kenaikan yang sangat kuat.

"Jadi, sementara ekonomi AS pulih, rebound tampaknya melambat," imbuh dalam riset, Senin (21/9).

Adsense

Hal ini, lanjut Ibrahim, mendorong Bank Sentral AS (The Fed) berjanji mempertahankan suku bunga mendekati nol hingga setidaknya akhir 2023 sambil juga meningkatkan perkiraan PDB 2020.

Namun bank sentral juga meminta lebih banyak bantuan fiskal dari Kongres, yang tampaknya masih tidak mungkin.

Baca juga : Ada PSBB, Jam Kereta Dibatasi Lagi

Sentimen dari internal, pandemi Covid-19 masih menjadi sentimen negatif. Kasus positif terus meningkat, bahkan penambahan kasus perhari terus memecahkan rekor. Selama wabah ini belum dalam dikontrol, maka derita ekonomi RI dipercaya akan berkepanjangan.

Berbagai cara dilakukan pemerintah. Salah satunya, dengan melakukan reformasi sistem keuangan. Pemerintah melakukan perubahan-perubahan wewenang baik di Bank Indonesia (BI) maupun wewenang di OJK.

Ibrahim menilai, pasar merespon negatif atas revisi UU BI hanya bersifat sementara. Menurutnya, setelah melihat draft perombakan UU BI, pasar kembali positif lantaran menaruh harapan dalam wacana itu.

Sementara, langkah BI yang mengintervensi pasar keuangan yang meningkat selama pandemi, masih dinilai positif oleh pasar. Asalkan tidak berlanjut di masa normal.

Baca juga : Deteksi Covid, Kini Cukup Dengan Hembusan Napas

Dengan melihat berbagai sentimen tersebut, Ibrahim memprediksi, nilai tukar rupiah pada awal pekan depan akan berada di jalur positif. "Hari ini nampaknya rupiah menguat antara Rp 14.700-Rp 14.780 per dolar AS," imbuhnya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense