BREAKING NEWS
 

Soal Pertumbuhan Ekonomi

Sri Mulyani Mulai Realistis

Reporter & Editor :
APRIANTO
Sabtu, 3 Juli 2021 07:50 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat konferensi pers bertajuk Aspek APBN terhadap Implementasi PPKM Darurat, Jumat (3/7/2021). (Foto: Humas Kemenkeu)

RM.id  Rakyat Merdeka - Terkait pertumbuhan ekonomi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tak lagi sepede beberapa bulan kemarin. Sekarang, Sri Mulyani mulai realistis. Dengan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, laju ekonomi bisa tertahan. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu pun mulai mengoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi.

Kemarin, Sri Mulyani menggelar konferensi pers khusus bertajuk Aspek APBN terhadap Implementasi PPKM Darurat. Di dalamnya, dia memaparkan soal pertumbuhan ekonomi. Proyeksi pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2021 dikoreksi dari rentang 7,1-8,3 persen menjadi 7,1-7,5 persen.

Meski begitu, Sri Mulyani masih mencoba menenangkan publik bahwa pelaksanaan PPKM Darurat tidak akan terlalu berpengaruh banyak. “Kuartal II masih relatif tidak terpengaruh banyak. Ekonomi Juni ada sedikit pelemahan, tapi tidak akan memengaruhi banyak,” ucap perempuan yang beberapa kali mendapat predikat Menteri Keuangan terbaik ini.

Untuk kuartal III-2021, Sri Mulyani menyebut, pertumbuhan sangat bergantung pada PPKM Darurat. Karena kebijakan ini mirip-mirip dengan kondisi Februari-Maret, saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diperketat. Akibatnya, ada potensi pelemahan dari proyeksi awal 6,5 persen.

Baca juga : BI: Penyaluran Kredit Bank Mulai Positif

Soal angkanya, tergantung seberapa lama PPKM Darurat diberlakukan. Jika hanya berlangsung dua pekan dan efektif menekan kasus, dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal III relatif terbatas. “Namun, kalau panjang, bisa satu bulan, pengaruhnya cukup signifikan, terutama pada level konsumsi,” ucap Sri Mulyani.

Jika konsumsi turun, akan memengaruhi outlook pertumbuhan konsumsi. Tingkat konsumsi masyarakat diperkirakan kembali terkoreksi, dan komponennya berpotensi terdampak dari nonkonsumsi pokok, seperti transportasi, komunikasi, rekreasi dan pakaian.

Adsense

Anggota Komisi XI DPR Hendrawan Supratikno mengamini pernyataan Sri Mulyani. Politisi senior PDIP ini melihat, PPKM Darurat mengakibatkan kegiatan ekonomi dan bisnis kembali mengendur. Padahal, sejak kuartal III-2020, ekonomi mulai merangkak naik.

“Secara perlahan, semua sektor bergerak mendekati normalitas baru. Namun, gelombang kedua datang, dengan kecepatan yang lebih kuat. Jadi, di triwulan III-2021, kita mengalami penurunan lagi. Tidak apa-apa karena ini konsekuensi dari pilihan strategi yang diambil,” ulasnya, saat dihubungi, tadi malam.

Baca juga : Ada PPKM Darurat, Sri Mulyani Pesimis Pertumbuhan Ekonomi Capai Target

Hendrawan lantas menggambarkan kondisi yang terjadi dalam bentuk kurva. Menurutnya, proses yang terjadi bukan seperti huruf V. Kondisi saat ini lebih mirip huruf W: turun, naik, turun, dan naik lagi. Sehingga masih lebih baik ketimbang kurva dalam bentuk U atau L yang mencerminkan pelemahan ekonomi terjadi berlarut-larut.

Dengan cerminan ini, ia memproyeksikan, ekonomi hanya akan tumbuh 3-4 persen tahun ini. “Ini sudah bagus melihat kondisi pandemi Jawa-Bali sekarang. Mudah-mudahan harga komoditas naik. Sehingga ekspor non Jawa-Bali akan menjadi penopang pertumbuhan,” harapnya.

Pandangan berbeda disampaikan Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira. Dia memperkirakan, di kuartal III akan minus 0,5 persen. Alasannya, belanja Pemerintah masih rendah, ada PPKM Darurat, dan lemahnya konsumsi dalam negeri. Dengan dinamika yang terjadi, Bhima memprediksi, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2021 hanya berkisar di angka minus 0,5 sampai 2 persen.

Untuk mengerek pertumbuhan, ia menyarankan agar pemerintah menaikkan subsidi upah menjadi Rp 5 juta per penerima. Namun, instrumen ini lebih difokuskan kepada pekerja informal dan buruh harian lepas dalam dua bulan ke depan. Selain itu, juga perlu melipat­gandakan anggaran perlindungan sosial untuk mengefektifkan PPKM Darurat.

Baca juga : Saudi Mau Coba Peruntungan Bikin Maskapai Anyar

“Kalau bansosnya telat atau kecil, kepatuhan masyarakat dalam PPKM menjadi rendah. Saran terakhir, optimalkan platform e-commerce untuk menunjang penjualan produk UMKM,” kata Bhima. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense