BREAKING NEWS
 

Tim Alzheimer Indonesia Tampil Di Inggris

Reporter & Editor :
MUHAMMAD RUSMADI
Senin, 20 Juni 2022 17:00 WIB
ALZI mendapat kehormatan memperagakan Poco-Poco Ceria pada pembukaan konferensi global Alzheimer’s Disease International (ADI) ke-35 di London, Inggris, pada 9 - 11 Juni 2022. Konferensi global ini diikuti 1000 peserta, lebih dari 50 negara. [Foto: Tim Alzheimer Indonesia -ALZI]

 Sebelumnya 
Hadir juga Orang Dengan Demensia (ODD) Emily Ong dari Singapura dan Tomofumi Tanno dari Jepang, atas dukungan Alzheimer's Disease International (ADI) Asia Pacific Regional Office (APRO).

Menurut Emily, tarian Poco-poco yang dipimpin oleh Alzheimer’s Indonesia memang menjadi highlight dari ADI Conference 2022. Tarian ini, ujarnya, jelas merupakan brain gym yang unik, menyenangkan dan menarik, yang menggabungkan latihan fisik dengan musik dan gerakan tarian tradisional.

Meski mengaku kesulitan dengan koordinasi dan kecepatan prosesnya, Emily juga menyatakan sangat menikmati. “Semoga versi yang lebih lambat dan lebih mudah dapat diadaptasi untuk mereka yang menderita demensia. Mantap ALZI!” serunya.

Selain ikut berpartisipasi sebagai pembicara, ALZI juga meramaikan konferensi, dengan menampilkan poster SiMbok, sebuah proyek kolaborasi ALZI bersama ALZI Nederland dan ALZI Lombok, dalam melakukan deteksi dini, sekaligus upaya meningkatkan kesadaran demensia dengan menggunakan bahasa lokal/daerah setempat.

Juga dibuka booth ALZI yang menampilkan peta Indonesia, disertai nama-nama wilayah ALZI beserta foto kegiatan. Selain itu, juga ditampilkan Tari Kuda Lumping, Tari Topeng serta kain tenun khas Indonesia.

Pada presentasinya yang berjudul “Melody Memory Project: Increasing Dementia Awareness through Traditional Gamelan Music", Dr. Tania Setiadi menjelaskan, kegiatan ini dimulai karena dia melihat, umumnya banyak musisi senior di desa di Bali yang sudah tidak aktif lagi di usia lanjut.

Melihat kenyataan ini, Tania pun tergerak membuat kegiatan bagi lansia, sekaligus membentuk komunitas peduli Alzheimer di Bali.

Baca juga : Tai Tzu Ying Sihir Istora

Inisiasi ini bernama Melody Memory Project. Pada 2021, ujarnya, mulai diadakan pelatihan gamelan rutin sekali setiap minggu beserta beberapa kegiatan demensia awareness, seperti senam otak, mini seminar Alzheimer, juga pemeriksaan kesehatan, seperti tekanan darah, gula darah, dan pemeriksaan kognitif.

Walau sempat tertunda karena terdampak lockdown di masa pandemi, jelas Tania, sesi latihan gamelan dilanjutkan dengan 30 peserta usia 58-77 tahun.

Deteksi dini Alzheimer, lanjut Tania, juga dilakukan dengan mengadakan pre dan post kognitif skrining selang 1 tahun pasca 10 sesi latihan gamelan. Program melody memory gamelan diadaptasikan menjadi program desa. Rencananya, proyek ini dilanjutkan di DI Yogyakarta.


Masih di konferensi ini, Alzheimer Indonesia juga mendapatkan kehormatan menjelaskan tentang Layanan Perawatan Alzheimer di Indonesia yang sudah berjalan sejak April 2020.

Michael Maitimoe, Executive Director Alzheimer Indonesia, menjelaskan, layanan perawatan Alzheimer di Indonesia yang disingkat NARAZI, adalah layanan yang memfasilitasi pemeriksaan dan konsultasi bagi ODD dan caregiver secara online di masa pandemi. Mereka dipandu oleh care navigator yang merupakan caregiver di komunitas ALZI.

Adapun tahap untuk mendapat layanan NARAZI, jelas Michael, adalah dengan pengisian data klien, lalu pembayaran donasi, penjadwalan, diikuti sesi konsultasi, dan pemberian notulensi dan rekaman sesi konsultasi sepekan setelahnya.

Dalam sesi NARAZI juga dibagikan survei untuk diisi oleh peserta caregiver. Hasil survei dari 160+ sesi NARAZI menunjukkan, 100 persen menyatakan, sesi NARAZI sangat membantu bagi caregiver. Bahkan, mereka mengaku mendapatkan pemaparan yang jelas selama sesi layanan NARAZI.

Baca juga : Telkom Perluas Layanan Kesehatan Sampai Sampang

Sementara hal yang disukai dari sesi Narazi oleh para klien, ungkap Michael, salah satunya adalah durasi yang lebih lama dibandingkan sesi pertemuan pemeriksaan klinis di klinik atau di rumah sakit.

Adapun rencana layanan selanjutnya dari program NARAZI adalah mengadakan aplikasi layanan yang lebih komprehensif secara virtual. Juga pengembangan profesi care navigator, sebagai bagian pemberdayaan para caregiver agar lebih bermanfaat membantu caregiver lainnya.

Hingga kini, prestasi tim Alzheimer Indonesia (ALZI) tidak saja dipertunjukan melalui sesi-sesi presentasi dan workshop, tapi juga dari keterampilan dalam menghadirkan booth yang paling menarik.

Tim Alzeimer Indonesia mendapatkan penghargaan The Best Booth dalam acara konferensi internasional Alzeimers Disease International. (Foto dari kiri ke kanan): dr. Tania Marini Setiadi, Lelly Milawaty, Michael Dirk Roelof Maitimoe, Irma Rachmatiah, Manik Kharismayekti dan dr. Fasihah Irfani Fitri.

 

Adsense

Tim ALZI pun akhirnya memenangkan The Best Booth selama konferensi ini berlangsung. Ini adalah ketiga kalinya tim ALZI memenangkan gelar tersebut, setelah konferensi 2017 di Kyoto, Jepang dan 2016 di Wellington, New Zealand.

Selain ikut berpartisipasi sebagai pembicara, ALZI juga meramaikan konferensi dengan membuka booth ALZI yang menampilkan peta Indonesia disertai nama-nama wilayah ALZI beserta foto kegiaatan. (Foto dari kiri ke kanan): dr. Tania Marini Setiadi, Michael Dirk Roelof Maitimoe, Manik Kharismayekti dan dr. Fasihah Irfani Fitri.

 

Sebelum menghadiri konferensi, tim ALZI diterima oleh tim KBRI London di Wisma Nusantara, London. Pada kesempatan tersebut, Dubes RI di London, Desra Percaya dan istri, Sari Percaya, menyampaikan perhatian dan dukungan kepada ALZI untuk menyukseskan partisipasi ALZI pada konferensi global Alzheimer’s Disease International (ADI) ini.

Baca juga : Dukung UMKM, Danone Indonesia Resmikan Damping Center di Tangsel

Di konferensi ini, para peneliti juga menjelaskan hasil penelitian terakhir seputar Covid-19 dan demensia. Hasil-hasil penemuan tersebut antara lain menyebutkan, lockdown terbukti memicu stresspada ODD dan caregiver.

Dikemukakan juga, tingkat kesepian (loneliness) meninggi pada caregiver yang merawat ODD dengan stadium berat, tinggal di lingkungan terpencil, dan bukan merupakan pasangan/keluarga dari ODD.

Juga ditemukan, sepertiga dari pasien Covid-19 mengeluhkan gangguan kognitif jangka menengah dan panjang. Keluhan itu terdiri dari gangguan memori, atensi dan fungsi eksekutif otak.

Di sisi lain, Codvid -19 ternyata juga memberi kegiatan positif untuk komunitas demensia, seperti digunakannya media digital untuk berinteraksi sosial dengan kerabat. Termasuk banyak yang sadar akan pola hidup sehat.

Konferensi global Alzheimer’s Disease International (ADI) ini, setiap tahunnya mengadakan survei Alzheimer di dunia. Hasil temuannya, diterbitkan dalam bentuk laporan yang tahun ini berjudul “World Alzheimer Report 2021: Diagnosis and Diagnostic Innovation”.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense