BREAKING NEWS
 

Dunia Mulai Bersikap Tegas

Selandia Baru Ceraikan Junta Militer Myanmar

Reporter : PAUL YOANDA
Editor : FITRIYANA YULIANTI
Rabu, 10 Februari 2021 05:10 WIB
Peserta demo membawa poster bergambar Aung San Suu Kyi, menuntut pembebasannya. (Foto : AFP/SAI AUNG MAIN).

RM.id  Rakyat Merdeka - Dunia internasional mulai bereaksi terhadap kudeta di Myanmar. Salah satunya, Selandia Baru. Negeri Kiwi ini menangguhkan semua hubungan tingkat tinggi dengan pejabat militer Myanmar. Selandia Baru memilih menceraikan junta militer Burma.

Perdana Menteri (PM) Se­landia Baru Jacinda Ardern menegaskan, pihaknya akan memberlakukan larangan perjalanan kepada para pemimpin militer Myanmar, masuk ke negaranya. Selain itu, pihaknya juga tidak akan memasukkan Myanmar dalam program bantuan dari negaranya. Disebutkannya, Selandia Baru memiliki program bantuan untuk Myanmar sekitar 30 juta dolar AS atau lebih Rp 520 miliar, antara 2018 hingga 2021.

“Salah satu hal yang akan kami lakukan adalah menangguhkan dialog tingkat tinggi. Dan me­mastikan dana apa pun yang kami berikan, tidak akan mendukung rezim militer,” tegas Ardern.

Baca juga : Mulai Hari Ini, Seoul Tawarkan Vaksin Covid Untuk Hewan Peliharaan

Keterangan senada disampai­kan Menlu Selandia Baru Nanaia Mahuta. “Kami meminta militer segera membebaskan semua pemimpin politik yang ditahan dan memulihkan pemerintahan sipil,” cetusnya.

Mahuta menambahkan, pe­merintah telah setuju untuk menerapkan larangan perjalanan. Aturan itu akan ditetapkan pada pekan depan.

Reaksi keras juga kembali di­tunjukkan Amerika Serikat (AS). Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price menegas­kan, pihaknya mendukung rakyat Burma. Dan, membela hak mereka untuk berkumpul secara damai. Termasuk, melakukan unjuk rasa demai untuk mendukung pemerin­tah yang dipilih secara demokratis.

Baca juga : Rakyat Myanmar Acungkan 3 Jari

Price mengatakan, pihaknya te­lah menyampaikan keinginan untuk berbicara dengan pimpinan Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (National League for Democracy/NLD) Aung San Suu Kyi. Namun, permintaan itu ditolak junta.

Dari Vatikan, Paus Fransiskus ikut menyerukan pembebasan segera para pemimpin politik yang dipenjara. Menurutnya, jalan menuju demokrasi yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir, terganggu kudeta militer.

“Saya harap mereka segera dibebaskan. Itu perlu sebagai tanda untuk melakukan dialog,” ujar Paus Fransiskus.

Baca juga : Empat Hari Berkuasa, Junta Militer Myanmar Mulai Ganas

Dewan Hak Asasi Manusia Per­serikatan Bangsa Bangsa (HAM PBB) mengatakan, akan mengada­kan sesi khusus membahas Myan­mar pada 12 Februari. Inggris dan Uni Eropa bergabung dengan kelompok HAM menyerukan per­temuan badan PBB tersebut.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense