BREAKING NEWS
 

Menggapai Kesejukan Beragama (18)

Membaca Trend Kelompok Radikal (2)

Sabtu, 5 Oktober 2019 07:42 WIB
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Mereka berusaha untuk mengganti dengan tatanan nilai tersebut dengan tatanan nilai baru sesuai dengan apa yang diyakininya sebagai tatanan nilai benar.

Radikalisme merupakan suatu kompleksitas nilai yang tidak berdiri sendiri melainkan ikut ditentukan berbagai faktor; termasuk faktor ekonomi, politik, dan pemahaman ajaran agama.

Radikalisme bisa meningkat menjadi terorisme manakala pemerintah atau masyarakat salah dalam menanganinya.

Sebaliknya, radikalisme yang dibina dan disalurkan melalui kegiatan positif maka hasilnya juga positif.

Baca juga : Membaca Trend Kelompok Radikal (1)

Pertanyaannya sekarang, bagaimana memahami dan mendalami setiap gerakan yang menjurus kepada kelompok atau faham radikalisme?

Radikalisme bukan hanya menempel di dalam perjuangan yang bersifat keagamaan seperti semangat jihad, tetapi juga radikalisme bisa mengambil bentuk macam-macam.

Adsense

Ada radikalisme ideologi kedaerahan, seperti kekuatan yang berusaha untuk memisahkan diri dengan NKRI yang dalam lintasan sejarah bangsa Indonesia tidak pernah sepi, meskipun eskalasinya relatif kecil dan sporadis.

Radikalisme juga bisa muncul di dalam bentuk kekuatan liberalisme yang berusaha melemahkan sendiri-sendi yang mapan di dalam masyarakat lalu digantikan dengan ideologi kebebasan dan keterbukaan di seluruh lini kehidupan masyarakat.

Baca juga : Interaksi Hukum Positif dan Hukum Agama

Radikaliseme juga bisa muncul dalam bentuk pasar bebas yang berusaha mempengaruhi berbagai kalangan masyarakat, termasuk pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat lokal untuk memberikan pengakuan terhadap kekuatan era pasar bebas.

Mereka mengesankan bahwa pasar bebas adalah solusi terbaik bagi semua bangsa yang ingin bertahan di abad 21 ini.

Mereka yang menolaknya akan digilas oleh roda-roda gila pasar bebas itu sendiri.

Apapun bentuknya, radikalisme tidak sesuai dengan kondisi obyektif bangsa Indonesia yang beradab dan berperadaban santun.

Baca juga : Menghitung Kelas Menengah Santri

Atas nama apapun, radikalisme tidak ada tempatnya di Indonesia.

Jika ada suatu gagasan, sebagus apapun gagasan itu, akan tetapi menggunakan cara-cara radikal maka perlu dipikirkan untuk ditolak, karena jelas tidak sejalan dengan nilai luhur agama dan bangsa Indonesia. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense