RM.id Rakyat Merdeka - Dari sudut pandangan ini, disadari atau tidak, laki-laki mendapatkan keuntungan dalam pola relasi gender, walaupun keadaannya sangat tergantung pada setiap kondisi masyarakat. Bagi masyarakat yang mempertahankan norma-norma agama, pengaruh dan intensitas unsur ini tidak terlalu dominan. Akan tetapi masyarakat yang cenderung bebas nilai (permissive society) unsur ini akan besar pengaruhnya. (Hilary M. Lips, Sex & Gender: An Introduction, London: Mayfield Publishing Company, 1993, halaman 52).
Baca juga : Mestikah Laki-laki Menjadi Sexual Drivers? (1)
Pemahaman bias terhadap sejumlah dalil agama tentang hubungan seksual ditemukan dalam banyak kasus. Dalam Islam misalnya, memang ditemukan sejumlah hadis yang populer di dalam masyarakat patriaki, seperti “Jangan menolak keinginan suaminya untuk berhubungan seks sekalipun di atas unta. Dalam redaksi lain, sekalipun di atas dapur.
Baca juga : Politisasi Tubuh Perempuan (3)
Dalam hadis lain dikatakan, barangsiapa yang menolak keinginan suaminya untuk berhubungan seks maka akan dilaknat malaikat sampai pagi. Meskpun seandainya hadis ini shahih, tetap kita harus memahaminya secara bijaksana, karena manusia bukan binatang yang tidak perlu memperhatikan lingkungan sekitar dan kondisi obyektif pasangannya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.