Dark/Light Mode

Islam dan Sexual Education (16)

Mestikah Laki-laki Menjadi Sexual Drivers? (2)

Sabtu, 3 Juli 2021 05:00 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Dari sudut pandan­gan ini, disadari atau tidak, laki-laki menda­patkan keuntungan dalam pola relasi gender, walaupun keadaannya sangat tergantung pada setiap kondisi masyarakat. Bagi masyarakat yang mempertahankan norma-norma agama, pengaruh dan in­tensitas unsur ini tidak terlalu dominan. Akan tetapi masyarakat yang cenderung bebas nilai (permissive society) unsur ini akan besar pengaruhnya. (Hilary M. Lips, Sex & Gender: An Introduction, London: Mayfield Publishing Company, 1993, halaman 52).

Baca juga : Mestikah Laki-laki Menjadi Sexual Drivers? (1)

Pemahaman bias terhadap sejumlah dalil agama tentang hubungan seksual ditemu­kan dalam banyak kasus. Dalam Islam misalnya, memang ditemukan sejumlah hadis yang populer di dalam masyarakat patriaki, seperti “Jangan menolak keingi­nan suaminya untuk berhubungan seks sekalipun di atas unta. Dalam redaksi lain, sekalipun di atas dapur.

Baca juga : Politisasi Tubuh Perempuan (3)

Dalam hadis lain dikatakan, barangsiapa yang menolak keinginan suaminya untuk berhubungan seks maka akan dilaknat malaikat sam­pai pagi. Meskpun seandainya hadis ini shahih, tetap kita harus memahaminya secara bijaksana, karena manusia bukan binatang yang tidak perlu memperhatikan lingkungan sekitar dan kondisi obyektif pasangannya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.