Sebelumnya
Menurutnya, sudah ada tanda-tanda membajak demokrasi dan menghidupkan otoritarianisme. Selain wacana penundaan, berlangsung pula upaya melemahkan aktor dan lembaga yang kritis, menampung seluruh kekuatan dalam koalisi pemerintahan, membuat para wasit menjadi lemah dan pincang, serta membatasi kebebasan sipil.
“Ada dua caranya. Pertama lewat cambuk, yang kritik pemerintah, dengan mudah dikriminalkan. Candu, yang dulu berjuang bareng, dikooptasi. Ini tanda-tanda demokrasi menuju sakaratul maut. Sekali lagi, tak ada urgensi penundaan pemilu,” tegasnya.
Sementara Benny K Harman menegaskan, kelompok pendukung penundaan telah kehilangan akal sehat. Jika melihat rangkaian peristiwa di balik wacana ini, kata Benny, jelas tidak muncul begitu saja.
Baca juga : PDGI Serahkan Donasi Huntara Ke Indonesia Care
Dia curiga, karena yang menyampaikan adalah para pembantu presiden dan ketua umum parpol pendukung utama pemerintah. Jadi, ini bukanlah sekadar wacana akademik. Tetapi ide dari sekelompok orang yang punya keinginan mempertahankan kekuasaan.
“Ini percikan api dari sumber api yang dahsyat. Dan mohon maaf, ini dari Istana dan sekitarnya. Ada panggung depan, ada panggung belakang,” ungkapnya.
Memang, Presiden dan Menko Polhukam telah membantahnya. Tapi, bantahan itu belum menjawab kegelisahan publik. Alhasil, isu ini masih dibahas dan mencemaskan rakyat.
Dia melihat, ada upaya menghilangkan kesan ini dengan beragam narasi. Misalnya, penundaan untuk kepentingan menjaga kesinambungan program pembangunan strategis seperti IKN.
Selain itu, memakai narasi populis yakni kepuasaan publik lebih 70 persen. Ada pula pendukung yang mengaitkan Rusia-Ukraina untuk menyakinkan publik. Bagi Benny, semuanya tidak masuk akal.
“Sumpahnya Presiden itu setia kepada konstitusi saat dilantik. Tolak dong walaupun rakyat misalnya benar mendukung. Saat ini, demokrasi kita di ujung tanduk,” tegasnya.
Baca juga : KPU Lamongan: Pemilu Dan Pilkada Tak Akan Ditunda
Sementara Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti menilai, sebenarnya wacana ini karena partai politik tak siap menghadapi pemilu. “Jadi mestinya, partai yang tak siap itu, mundur saja ikut pemilu 2024,” sindirnya. [FAQ]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.