BREAKING NEWS
 

Cuma Menjabat 45 Hari

PM Liz Truss Mundur, Gonjang-ganjing Politik Inggris Berlanjut

Reporter & Editor :
FIRSTY HESTYARINI
Kamis, 20 Oktober 2022 20:19 WIB

RM.id  Rakyat Merdeka - Gonjang-ganjing politik Inggris dipastikan terus berlanjut, setelah Perdana Menteri Inggris Liz Truss (47) mengundurkan diri di hari ke-45 masa jabatannya, Kamis (20/10). Menyusul Menteri Dalam Negeri Suella Braverman, yang melepas jabatannya pada 19 Oktober 2022.

Sebelumnya, pada 14 Oktober lalu, Truss juga telah mencopot Kanselir sekaligus Menteri Keuangan Kwasi Kwarteng.

Keputusan mundur Truss, antara lain dilatarbelakangi Anggota Parlemen Tory, yang mendesaknya untuk segera menanggalkan jabatan. Menyusul kekacauan dalam pemerintahannya, akibat kebijakan ekonomi yang dinilai gagal.

Dalam pidatonya di halaman Downing Street, Truss mengatakan, ketika diangkat pada 6 September 2022, Partai Konservatif mendaulatnya dengan mandat untuk memangkas pajak dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca juga : Partai Perindo Konsisten Jalankan Politik Kebangsaan

Namun, di tengah jalan, wanita kelahiran 26 Juli 1975 itu mengaku tak mampu menjalankan mandat tersebut.

"Saya menjabat di tengah ketidakstabilan ekonomi dan internasional yang hebat. Di tengah perang yang berkecamuk di Ukraina, dan biaya hidup meroket," ungkap Truss, seperti dilansir BBC International, Kamis (20/10).

Adsense

Truss memastikan, dia akan tetap menjabat sampai penggantinya secara resmi mengambil alih sebagai pemimpin partai, dan ditunjuk sebagai Perdana Menteri oleh Raja Charles III.

Sementara itu, Jeremy Hunt yang ditunjuk sebagai Kanselir dan Menteri Keuangan - menggantikan Kwasi Kwarteng - pada pekan lalu, mengaku tidak akan maju dalam kontes kepemimpinan untuk menjadi perdana menteri berikutnya.

Baca juga : Siap Gantikan Boris Johnson, Liz Truss Janji Potong Pajak Di Hari Pertama Kerja

Dengan pengunduran ini, Truss yang menjabat selama 45 hari, telah memecahkan rekor sebagai Perdana Menteri dengan masa jabatan tersingkat di Inggris.

Inflasi Inggris

Saat ini, Inggris tengah dihadapkan pada situasi yang pelik. Rabu (19/10) kemarin, Kantor Statistik Nasional Inggris melaporkan, angka inflasi tahunan (year-on-year/yoy) pada September 2022, tercatat sebesar 10,1 persen. Naik dari bulan sebelumnya, yang hanya 9,9 persen yoy.

Angka ini menyamai catatan tertinggi dalam 40 tahun terakhir, pada Juli lalu. Serta melampaui ekspektasi para ekonom, yang memprediksi inflasi di angka 10 persen yoy.

Baca juga : Jadi Tujuan Mudik Terbesar, Warga Jateng Tolong Mudik Lebih Awal

Tingginya inflasi Inggris, berbanding lurus dengan melonjaknya biaya hidup di negara tersebut. Fakta ini turut dipicu oleh melambungnya harga energi, imbas perang Rusia-Ukraina. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense