Sebelumnya
Dia kemudian bercerita mengenai keputusan belum membuka Masjid Istiqlal untuk umum. Berdasarkan aturan, sebenarnya semua masjid boleh dibuka dengan syarat kapasitas maksimal 50 persen. Namun, untuk konteks Istiqlal, hal itu sulit. Sebab, kapasitas total Istiqlal adalah 200 ribu jemaah. Kalau 50 persen, berarti 100 ribu. Untuk mengatur orang sebanyak itu, akan sangat sulit.
"Istiqlal itu kan dua lantai. Nah, di tangga menuju lantai 2 pasti ada penumpukan. Belum lagi penumpukan di gerbang masuk dan lokasi parkir motor dan mobil," terang Nasar.
Baca juga : Nih, Tiga Jurus Pemerintah Buat Tangkal Virus Corona
Prof Nasaruddin juga bercerita tentang kesuksesan penggunaan bahasa agama dalam mengkampanyekan program Keluarga Berencana (KB) di era Presiden Soeharto. Di awal-awal, program itu mendapat penolakan dari masyarakat, lantaran program itu dianggap bertentangan dengan bahasa agama yang selama ini mereka dengar. "Padahal, waktu itu kami sampaikan data ilmiah lengkap, namun tetap saja ditolak," bebernya.
Tapi, setelah bahasa agama dipakai, tokoh-tokoh agama ikut turun tangan, program KB itu kemudian sukses besar. "Dalam tempo tiga tahun, Presiden Soeharto waktu itu dapat award dari PBB karena mampu menekan pertumbuhan penduduk," kenangnya.
Baca juga : Presiden Ingin Masjid Istiqlal Jadi Tempat Pemberdayaan Umat
Menutup diskusi, kiai yang berpenampilan kalem tapi ilmu agamanya tinggi ini, berdoa semoga bangsa ini segera keluar dari berbagai cobaan dan ujian. Dia juga berharap, ulama dan umaro bisa memainkan peran yang maksimal, dalam porsinya masing-masing. [UMM]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.