BREAKING NEWS
 

Pemerintah Siapkan Holding BUMN Pertahanan

DEFEND ID Ditargetkan Masuk 50 Top Industri

Reporter : IRMA YULIA
Editor : FITRIYANA YULIANTI
Minggu, 28 Februari 2021 05:35 WIB
Pameran International Defence Exhibition (IDEX) yang diselenggarakan pada tanggal 21 – 25 Februari 2021 di Abu Dhabi National Defence Exhibition (ADNEC), Uni Arab Emirate. (Foto : Dok. Pindad).

 Sebelumnya 
Menurut wahyu, kegiatan ini penting sebagai ajang temu dalam membangun jaringan mitra di luar negeri, terutama partner teknologi. Untuk itu, perseroan telah melakukan penandatanganan NDA (Non Disclosure Agreement) dan penjajakan kerja sama dengan Rohde & Schwarz pada Senin (22/2) untuk joint production and development alat komunikasi militer.

“Ini untuk membangun kemampuan network centric warfare TNI melalui sistem C4ISR (Command, Control, Communications, Com­puters, Intelligence, Surveillance and Reconnaissance) yang ter­integrasi,” terangnya.

Dihubungi terpisah, Manajer Humas dan Kelembagaan Dahana, Juli Jajuli mengaku, pembentukan holding tersebut diharapkan bisa terealisasi tahun ini.

Baca juga : Kaisar Naruhito Berdoa Demi Kebaikan Masa Depan Jepang

“Dahana sebagai anggota Holding DEFEND ID, akan berfokus pada bahan peledak dan terkait dengan bahan berenergi tinggi seperti propelan dan bom,” akunya kepada Rakyat Merdeka.

Saat ini, seluruh BUMN masih dalam tahap konsolidasi. Namun pada intinya, sambung dia, akan ada sinergitas untuk project yang saling berhubungan

“Sehingga bisa lebih efektif dalam mencapai target dari pemegang saham,” tandasnya.

Baca juga : Tahun Ini, Pemerintah Bikin Holding BUMN Geothermal

Menyoal ini, Peneliti Militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi mengatakan, upaya holding pertahanan menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam memperkuat sisi keamanan dalam negeri. Salah satunya ter­kait alutsista (alat utama sistem senjata) nasional.

“Kehadiran holding pertahanan bisa menjadi jawaban atas masalah kebutuhan peralatan pertahanan keamanan di Indonesia, yang selama ini harus impor,” tutur Khairul kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Salah satunya adalah masalah bahan baku rompi anti peluru, yakni kevlar dan vestran, yang masih impor dari Belanda dan Korea Selatan dengan harga mahal.

Baca juga : Pertamina Sukses Selamatkan 2 Kapal Indonesia

“Harapannya, dengan adanya holding maka pengembangan industri pertahanan dalam negeri bukan omong kosong,” tegasnya. [IMA/DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense