BREAKING NEWS
 

Dont' Worry Be Happy Bisa Bantu Penyembuhan Covid-19

Reporter & Editor :
OKTAVIAN SURYA DEWANGGA
Rabu, 7 Juli 2021 23:05 WIB
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Adib Khumaidi. (Foto: Youtube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Adib Khumaidi mengingatkan pentingnya terapi psikologis bagi para pasien Covid-19, di samping terapi kasuatif dan terapi suportif.

"Ini sangat berpengaruh pada tingkat kesembuhan," ujarnya dalam diskusi virtual yang digelar RM.id bertajuk 'Pengobatan Mandiri Saat Terinfeksi Covid-19', Rabu (7/7).

Adib mencontohkan pasien-pasien di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran. Menurutnya, persentase angka kematian di sana relatif sedikit lantaran terapi psikologis juga diterapkan, mendukung dua terapi lainnya.

Baca juga : Duh, 62 Nakes Di Kota Batu Positif Covid-19

"Kondisi di Wisma Atlet, menurut saya kondisi yang paling ideal, yang seharusnya dilakukan oleh pasien-pasien Covid-19," tuturnya.

Adsense

Interaksi yang dijalin para pasien di Wisma Atlet, kata Adib, sungguh bagus. Tiap pagi, mereka berjemur, berolahraga, dan bermain bersama. Kadang diselingi lagu sambil berjoget atau bernyanyi bersama. "Guyub gitu," imbuh Adib.

"Pegawai saya 4 orang dengan gejala ringan isolasi di Wisma Atlet. Mereka bilang, 'wah enak di sini dok, orangnya baik-baik, makannya teratur'," sambungnya.

Baca juga : Gubernur Jabar Pede PPKM Darurat Tekan Penyebaran Covid-19

Hal ini berbeda dengan pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah. Mereka kesepian. Bosan.

"Baca WA (WhatApp), beritanya serem-serem semua. Jadi stres gitu loh. Jadi memang ada faktor psikologis yang sangat berpengaruh. Ada hormon endorfin yang keluar kalau kita happy, tidak panik, yang bisa membantu pengobatan," beber Adib.

Dukungan bagi pasien Covid-19, baik dari keluarga maupun masyarakat, sangat penting. Karena itu, Adib meminta masyarakat tidak memberikan stigma buruk pada mereka.

Baca juga : Bertemu Dirjen WHO, Prabowo Bahas Penanganan Covid-19

"Umpamanya di RW saya, ada klaster Covid, sekitar 5 KK (kepala keluarga) yang isolasi mandiri. Setiap hari, RW-nya bawa makanan atau bahan pokok, dicantolin di pagar. Nah itu upaya dukungan untuk tidak menstigma," kisahnya. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense