BREAKING NEWS
 

Covid Turun

Tolong, Bansos 300.000 Jangan Distop Dong..!

Reporter & Editor :
APRIANTO
Kamis, 23 September 2021 07:50 WIB
Ilustrasi bantuan sosial tunai (BST). (Foto: Randy Tri Kurniawan/RM)

 Sebelumnya 
Setelah BST dihapus, maka Kemensos kini kembali pada dua program reguler bantuan untuk masyarakat. Yakni Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH).

Keputusan Risma menyetop bansos tunai mendapat sorotan dari warganet. Ketum Prodem, Iwan Sumule langsung mengritik keputusan tersebut. Kata dia, PPKM diperpanjang terus menerus, sementara Bansos Tunai Rp 300 ribu distop. “Padahal, pandemi ini membuat ekonomi rakyat sangat terpuruk, rakyat banyak yang kehilangan pekerjaan,” kicaunya, di akun @ketumprodemnew, kemarin.

Baca juga : Kasus Covid Terus Turun, Puan Ingatkan Prokes Jangan Kendor

Akun @credocitra ikut menimpali. Dia heran, untuk program bantuan orang kaya seperti diskon pajak mobil dilanjukan sampai akhir tahun. Sementara untuk rakyat yang lapar mencla-mencle. “Denger ini rakyat pasti nangis bombay,” kritiknya.

Direktur Center of Economics and Law Studies Bhima Yudhistira menilai sebaiknya progam bansos tunai jangan distop dulu. Kata dia, meski ada pelonggaran aktivitas tetapi belum tentu kesempatan kerja langsung meningkat. Ada jeda antara pelonggaran dan serapan kembali tenaga kerja.

Baca juga : Kasus Covid Terus Turun, Airlangga: Jangan Euforia

Penyetopan bansos tunai artinya akan berdampak pada pendapatan masyarakat yang perlu mendapatkan bantuan yaitu kelas menengah rentan miskin, dan orang miskin itu sendiri. Pemerintah harus membaca dengan detail kapan sebaiknya waktu yang tepat untuk menarik bantuan ini. “Karena kalau sekarang momentumnya nggak pas. Terlalu cepat,” kata Bhima, saat berbincang dengan Rakyat Merdeka, tadi malam.

Kata dia, jika pemerintah terlalu cepat menarik bansos khawatir akan berdampak pada meningkatnya angka kemiskinan. Apalagi di tahun 2022 akan ada banyak pajak baru yang diterapkan, ditambah angka inflasi bakal meningkat. Belum lagi kemungkinan pelemahan nilai tukar rupiah yang bisa mengakibatkan mahalnya barang impor yang bisa menekan harga pangan.

Baca juga : PPKM Boleh Turun, Tapi Prokes Jangan...

“Melihat kondisi ini, anggaran untuk perlindungan sosial yaitu BST masih tetap diperlukan,” ujarnya.

Kata dia, kebijakan yang terlalu terburu-buru bisa meningkatkan ketimpangan. Kalau orang kaya, mayoritas punya tabungan yang bisa dijadikan cadangan. Jadi ketika ekonomi belum pulih tinggal dikeluarin uangnya di tabungan. Tapi yang kelas menengah bawah situasinya berbeda. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense