BREAKING NEWS
 

Cegah Klaster Covid-19 Pada Muktamar Besar NU, Ini Langkah PBNU

Reporter : BHAYU AJI PRIHARTANTO
Editor : OKTAVIAN SURYA DEWANGGA
Sabtu, 13 November 2021 11:49 WIB
Lambang NU. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Satuan Tugas Covid-19 PBNU dr. Makki Zamzami mengatakan, salah satu fokus PBNU adalah mencegah jangan sampai ada klaster penularan di Muktamar Besar NU di Lampung pada 23-25 Desember 2021. Muktamar itu akan dihadiri banyak orang dari berbagai penjuru Indonesia dan beberapa negara.

"Protokol kesehatan akan diterapkan sangat ketat. Semua yang hadir wajib sudah divaksinasi," tegasnya, dalam acara Istighosah dan Doa Bersama: Antisipasi dan Pencegahan Gelombang Ketiga Demi Pemulihan Ekonomi Bangsa, dikutip Sabtu (13/11).

Dalam acara yang diselenggarakan PBNU bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) serta Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) itu, Makki mengungkapkan, Satgas Covid-19 PBNU juga tengah berusaha mendorong agar cakupan vaksinasi di Lampung di atas 50 persen.

Hal itu penting, lantaran vaksin terbukti bisa mengurangi kesakitan dan tingkat keparahan akibat infeksi Covid-19.

Baca juga : 20 Tahun Electronic City Hadirkan Tempat Belanja yang Lengkap dan Nyaman

"Akan jadi klaster muktamar atau tidak, tergantung panitia dan peserta. Semua pihak harus mengerti, protokol kesehatan ketat di muktamar untuk mencegah Covid-19," tutur Makkim.

Head of Mandiri Institute Teguh Wicaksono mengingatkan, disiplin menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) harus ditingkatkan. Ekonomi yang mulai pulih dari dampak pandemi Covid-19 perlu dijaga agar tidak lesu kembali.

Dikatakannya, periode November 2021 hingga Januari 2022 nanti akan menjadi ujian serius dalam upaya menjaga pemulihan ekonomi nasional.

"Jika bisa menjaga kasus Covid-19 tetap stabil seperti saat ini, ekonomi 2022 akan lebih baik," ujarnya, dalam acara yang sama.

Adsense

Baca juga : Siap-siap Ada Pengendalian Mobilitas Di Libur Nataru

Teguh mengingatkan, selama 2020-2021 terlihat kaitan antara kenaikan kasus dengan penurunan belanja domestik nasional. Jumlah belanja domestik masyarakat, kata dia, merupakan salah satu alat ukur perekonomian nasional.

Belanja domestik rendah menunjukkan aktivitas perekonomian yang berkurang dan sebaliknya. Di sisi lain, kenaikan aktivitas perekonomian membutuhkan peningkatan pergerakan orang.

Hal ini bisa menjadi bumerang karena peningkatan aktivitas juga membuka peluang penambahan jumlah kasus Covid-19.

Syukurlah, pada periode relaksasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejak September hingga November 2021 ini, terjadi peningkatan belanja domestik yang tinggi diiringi kasus Covid-19 yang turun drastis.

Baca juga : Kasus Covid-19 Melonjak Di Jerman Dan Inggris

Karena itu, peningkatan cakupan vaksinasi, penerapan protokol kesehatan secara ketat, dan digitalisasi amat penting untuk menjadi jalan tengah bagi peningkatan aktivitas perekonomian.

Sejak pertengahan 2021, masyarakat sudah semakin meningkatkan belanja melalui online walau pergerakan masih terbatas. "Digitalisasi semakin meningkat. Sekarang, banyak belanja secara digital," tandas Teguh.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense