Dark/Light Mode

Ganggu Taman dan Saluran Air

PKL dan Parkir Liar Kian Menjamur di Jalan Utan Jati Raya Kalideres

Sabtu, 22 Juni 2019 16:15 WIB
Pedagang kaki lima dan parkiran liar yang berada di area taman di Jalan Utan Jati Raya Kalideres, Jakarta Barat. (Foto: Istimewa).
Pedagang kaki lima dan parkiran liar yang berada di area taman di Jalan Utan Jati Raya Kalideres, Jakarta Barat. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pedagang kaki lima (PKL) dan parkir liar di atas saluran air dan area taman di Jalan Utan Jati Raya, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat, semakin menjamur. Akibatnya, kondisi jalan semrawut dan lingkungan nampak kumuh.

Berdasarkan pantauan Rakyat Merdeka, saat tertentu PKL bukan hanya menjajakan dagangannya di atas saluran air dan area taman. Tapi meluber hingga ke badan jalan. Saat ramai begitu, parkir liar kendaraan roda dua pun menjamur di badan jalan.

Para PKL yang berjualan makanan hingga pakaian ini juga membangun tenda semi permanen di atas taman dan saluran air. Warga pun mengeluhkan kondisi ini. Terutama soal kemacetannya. Sebab, jalur ini ramai digunakan warga untuk menuju Bandara Soekarno-Hatta.

Baca juga : Setnov Hanya Sementara di Rutan Gunung Sindur

Selain itu, ruas jalan di jalur ini memang kecil, hanya dua ruas. “Kalau lagi banyak yang dagang, jalanan kan makin menyempit. Ya jadi tambah macet. Padahal ini jalur menuju Bandara Soekarno Hatta, banyak yang buru-buru kan,” ujar Hisyam, warga Rawa Buaya, yang bekerja di kompleks Bandara ini.

Warga lainnya, Ali, yang tinggal tak jauh dari TPU Utan Jati ini meminta Pemerintah Kota dan dinas terkait yang berwenang menata taman dan saluran air yang diduduki PKL.

Dia mengaku, jalan ini kerap banjir saat hujan turun karena saluran air yang tidak berfungsi optimal. Warga sebenarnya tak masalah dengan adanya pedagang. Namun, pedagang harus ditata terutama dilarang agar tidak membangun lapak di atas lahan yang tidak semestinya.

Baca juga : Warga Jogja dan Kalbar Raih Grand Prize di Jakarta Fair

“Atau dibikin tempat dan waktu khusus, seperti pasar malam ya. Yang penting jangan bikin bangunan semi permanen begitu. Silakan dagang, waktu ditentuin. Selesai itu harus bersih. Kan kalau sekarang ganggu saluran air dan taman juga. Kesannya kumuh,” paparnya.

Seorang pedagang yang membangun lapak semi permanen yang menolak disebut namanya mengaku, pihaknya membeli lapak itu kepada oknum warga sebesar Rp 9 juta. Mereka juga dipungut iuran Rp 100 ribu per bulan untuk keamanan dan kebersihan.

“Kalau listrik nyalur sendiri. Ada orang yang jamin begitu (buka lapak PKL),” ujar pria itu. Camat Kalideres Naman Setiawan mengakui sudah mendapat laporan keluhan warga tersebut.Dia berjanji menata lapak PKL yang berada di Jalan Raya Utan Jati.

Baca juga : Bacaan Al Quran Awali Sidang Parlemen Selandia Baru

“Rencananya akan menata lokasi, kita akan mengundang dan ajak rembukan mereka. Mudah-mudahan segera ditata dan ditertibkan,” ujar Naman. Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Barat Purwanti menegaskan, penertiban PKL di atas saluran air adalah tanggung jawab Satpol PP dan Camat serta Kelurahan.

Namun, pihaknya juga melakukan koordinasi. “Ini kan aset Pemkot, seharusnya jangan dibiarkan. Nanti PKL ditertibkan, barulah dari pihak SDA masuk untuk perbaikan dan penataan saluran,” terang dia.

Walikota Jakarta Barat, Rustam Effendi mengaku sudah mendesak agar para PKL tidak berjualan di atas saluran air di jalan Utan Jati, Kelurahan Pegadungan, Kalideres. “Para PKL yang berjualan di atas saluran ya harus ditertibkan,” tegasnya. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.