Dark/Light Mode

GO Indonesia Peringatkan Permadi: Jangan Adu Domba TNI!

Minggu, 29 September 2019 20:13 WIB
Frans Meroga (Foto: Istimewa)
Frans Meroga (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Politikus Partai Gerindra Permadi mendapat kritik keras dari Wakil Ketua Umum Generasi Optimis (GO) Indonesia, Frans Meroga. Kritik tersebut terkait dengan sikap Permadi yang mendukung penurunan Presiden Jokowi sebelum pelantikan. 

Sebelumnya, Permadi melakukan pertemuan tertutup dengan Soenarko dan Al Khaththath di kediamannya, Jalan Pengadegan Barat Nomor 41, Jakarta Selatan, Sabtu (28/9). Seusai pertemuan itu, Permadi menyebut mendukung penurunan Presiden Jokowi sebelum pelantikan. 

Frans mengkritik pernyataan Permadi tersebut. Sebab, pernyataan itu berpotensi besar menimbulkan gejolak di masyarakat dan di antara peserta unjuk rasa.

Baca juga : 8 Besar Liga 1 U-16: Persija dan Persebaya Sama-sama Jadi Juara

"Dalam pertemuan itu kan Permadi bilang membagi tugas untuk melakukan gerakan people power. Hah, itu berisiko memperkeruh suasana," kata Frans, di Jakarta, Minggu (29/9).

Frans mengatakan, pihaknya tidak ingin giat unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa melenceng dari tujuan semula. Yang awalnya mengkritisi RUU menjadi usaha untuk menjatuhkan atau menggagalkan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Pemilu 2019.

Frans juga menyayangkan pernyataan Permadi yang menyebutkan bahwa sudah ada mantan Danjen Kopassus, mantan Danjen Marinir, dan lain-lain, itu yang mengurus tentara. "Lho, ini maksudnya apa? Mau adu domba internal TNI agar tidak solid? Kopassus dan Marinir itu pasukan elite yang mengabdi pada negara, bertugas menjaga kedaulatan negara. Bukan untuk dijadikan alat kepentingan pihak yang ingin menjatuhkan Pemerintahan yang sah," kata Frans.

Baca juga : Sudah Waktunya Pelaut Indonesia Dapat Perhatian Pelayanan Kesehatan

Frans memperingatkan semua pihak untuk "eling lan waspada" dan jangan sampai dikuasai nafsu sesaat. "Niat ingin menjatuhkan Pemerintahan yang sah adalah salah satu bentuk nafsu sesaat yang harus kita waspadai dan jauhi," kata pakar koperasi dan ekonomi milenial itu.

Frans juga mengkritik pernyataan Permadi yang menyinggung revolusi Soekarno mulai politik hingga ekonomi. "Jangan gunakan nama Bung Karno sebagai alasan untuk menurunkan Presiden Jokowi. Justru apa yang dilakukan Presiden Jokowi adalah selaras dengan perjuangan dan cita-cita Bung Karno," kata Frans.

"Bung Karno ingin Indonesia bisa berdikari. Berdiri di atas kaki sendiri. Ini yang diikhtiarkan Presiden Jokowi secara nyata. Pak Jokowi melepaskan Indonesia dari cengkeraman konglomerasi asing di bidang migas dan mineral. Itu adalah cita-cita Bung Karno," ujar Frans, berapi-api.

Baca juga : Wuling Indonesia Ekspor Perdana Ke ASEAN

"Bung Karno melawan nekolim atau neo kolonialisme, Presiden Jokowi juga melawan nekolim. Presiden Jokowi bersama jajajarannya melawan segala bentuk usaha yang ingin menjadikan Indonesia sebagai objek kolonialisme versi baru," imbuhnya.

GO Indonesia mendorong Permadi dan pihaknya mengurungkan niat menurunkan Presiden Jokowi. Frans tidak ingin anak-anak bangsa terpecah belah karena intervensi dan provokasi bangsa asing atau pihak-pihak tertentu yang ingin mengeruk keuntungan dari bumi nusantara. [KW]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.