Dark/Light Mode

Kronologis Kekerasan Pada Jurnalis Saat Peringatan May Day di Bandung

Rabu, 1 Mei 2019 14:58 WIB
Ribuan buruh melakukan aksi damai pada peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) 2018 di kawasan Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (1/5). (Foto: Tribun News).
Ribuan buruh melakukan aksi damai pada peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) 2018 di kawasan Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (1/5). (Foto: Tribun News).

RM.id  Rakyat Merdeka - Fotografer Tempo Prima Mulia dan jurnalis freelance Iqbal Kusumadireza (Reza) yang sedang meliput peringatan hari buruh internasional yang berpusat di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat. 

Rabu (1/5) Sekitar pukul 11.30, seperti yang dilansir Tribun News, Reza dan Prima berkeliling sekitar Gedung Sate untuk memantau kondisi pergerakan massa buruh yang akan berkumpul di Gedung Sate.

Begitu tiba di Jalan Singaperbangsa, Dipatiukur, Prima dan Reza melihat ada keributan antara polisi dengan massa yang didominasi berbaju hitam-hitam.

Baca juga : TVRI Jajaki Kerja Sama Dengan Media Iran

Reza dan Prima mengaku melihat massa berbaju hitam tersebut dipukuli oleh polisi. Melihat kejadian tersebut, keduanya langsung membidikan kamera ke arah kejadian tersebut.

Setelah pindah lokasi untuk mengabadikan gambar yang lain, Reza tiba-tiba dipiting oleh seorang anggota polisi. Menurut Reza polisi tersebut dari satuan Tim Prabu Polrestabes Bandung.

Menurut Reza anggota Tim Prabu itu menggunakan sepeda motor Klx berplat nomor D 5001 TBS Saat dipiting, Reza dibentak dengan pertanyaan “dari mana kamu?”

Baca juga : KBRI Den Haag Dorong Kewirausahaan Diaspora Wanita Indonesia di Belanda  

Reza langsung menjawab “wartawan”. Lalu menunjukan id pers nya. Lalu polisi tersebut malah mengambil kamera yang dipegang Reza sambil menginjak lutut dan tulang kering kaki kanannya berkali-kali.

“Sebelum kamera diambil juga udah ditendang-tendang. Saya mempertahankan kamera saya. Sambil bilang saya jurnalis,” kata Reza.

Kaki kanan Reza menglami luka dan memar. Setelah menguasai kamera Reza, polisi tersebut menghapus sejumlah gambar yang sudah diabadikan Reza.

Baca juga : Alami Kekerasan dan Kecelakaan, 2 Pengawas Pemilu di NTT Meninggal

Begitu juga dengan  Prima mengalami hal yang sama. Hanya saja, Prima tidak mendapat kekerasan fisik dari polisi.

Prima mengaku disekap oleh tiga orang polisi. Dia diancam dan foto-fotonya dihapus. Salah satu polisi itu mengatakan “Mau diabisin?”

“Rombongan pertama pendemo di Jalan Bagus Rangin tiba-tiba rusuh. Massa kocar kacir. Polisi tangkepin demonstran sambil dihajar. Saya sama Reza bisa masuk untuk mengambil gambar kekerasan oleh polisi. Wartawan lain dicegat gak boleh masuk area kerusuhan. Polisi ngehajar demo strange sambil nembak senjata ke udara berkali Kali ke udara Saat ngambil gambar itulah Saya ditangkep 3 orang polisi preman sambil ngancam Dan minta gambar dihapus. Dari situ Saya liat Reza mengalami kekerasan fisik Dan didorong sampai jatuh. Semua file foto dihapus,” terang Prima. [SRI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.