Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Ketua MUI Baros Beri Pesan Sejuk Di Sosialisasi PNM Mekaar
- Dipolisikan Nurul Ghufron, Ketua Dewas: Kami Sama Sekali Nggak Takut!
- KPK Lelang 2 Mobil Jeep Cherokee Milik Eks Walkot Bekasi Rahmat Effendi
- Gempa Terkini Magnitudo 5,3 Guncang Papua, Getaran Terasa Hingga Mamberamo Raya
- TPPU SYL, KPK Sita Mobil Mercy Sprinter Dan New Jimny
RM.id Rakyat Merdeka - Sosok Aghniny Haque terlihat tangguh, ceria dan multitalenta. Namun siapa sangka, di balik itu, ia memiliki pengalaman pahit yang membuat hatinya menangis jika mengingatnya.
Aghniny mengalami banyak kegetiran hidup sejak kecil. Sempat di-bully lantaran ayah pergi meninggalkan dirinya dan sang ibu.
Usut punya usut, ayah Aghniny adalah Warga Negara Asing (WNA) yang bekerja di bidang pelayaran. Kedua orangtuanya bertemu di suatu kesempatan. Kemudian, menikah. Namun tatkala ibu tengah mengandung 3 bulan, sang ayah mendadak hilang tanpa kabar.
Baca juga : Komplotan Rafael Kabur?
“Aku kena bully, dibilang anak nggak punya bapak, anak haram dan segala macam,” curhat Aghniny sambil terisak di YouTube.
Artis Mencuri Raden Saleh dan KKN Di Desa Penari ini bertanya-tanya rasanya memiliki ayah. Kesempatan bertemu sang ayah akhirnya bisa terwujud tatkala Aghniny sudah berusia 15 tahun.
“Rasanya aneh seperti bukan ayah dan anak pada umumnya. Aku juga menyesal tak menanyakan alasan dia pergi,” tutur dara blasteran Semarang-Pakistan ini.
Baca juga : AHY: Anies Tidak Sendirian, Ada Kami
Mantan atlet Taekwondo peringkat 6 dunia ini juga curhat mendapat tindak kekerasan dari eks pelatih.
“Tiga tahun sebelum vakum, aku tuh mendapat kekerasan fisik dan verbal dari pelatih yang bikin mental bener-bener down. Yang akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari National Team,” beber Aghniny.
“Sehari latihan 4 kali. Latihannya capek banget dan segala macem kena marah. Entah mungkin dia dapat mandat aku supaya dapat medali Emas Sea Games atau Olympiade,” imbuhnya.
Baca juga : Sheila Marcia, Nge-DJ Lagi Demi Anak
Selama dua minggu, ia mendapat perlakuan tindak kekerasan. Ia merasa cemas dan tidak bisa tidur setiap malam.
“Waktu itu istilahnya ada ruangan penyiksaan di tempat gym gitu kecil. Ditendangin, dikata-katain. Ya mentalku rusak lah. Setiap malem nggak bisa tidur, anxious (cemas),” ungkap Aghniny.
Karena tidak kuat, dia akhirnya ngadu ke ibu. Setelah itu sang ibu menelepon pihak pengurus meminta anaknya agar bisa pulang. “Akhirnya semuanya baik-baik saja. Aku mulai pulih, mulai kuat lagi dan di situ aku menang juara Asia,” tandas Aghniny. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya