Dark/Light Mode

Imam Besar Masjid Istiqlal Dilirik Jadi Pendamping Ganjar Pranowo

Rio Prayogo: Bisa Tutupi Kelemahan Di Kelompok Tengah

Sabtu, 20 Mei 2023 07:50 WIB
Rio Prayogo, Direktur Eksekutif Politika Research And Consulting. (Foto: Facebook @Rio Prayogo).
Rio Prayogo, Direktur Eksekutif Politika Research And Consulting. (Foto: Facebook @Rio Prayogo).

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden,Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mencari figur Calon Wakil Presiden (Cawa­pres). Saat ini, kabarnya ada 10 kandidat Cawapres.

Politisi PDIP Aria Bima yakin, ada tokoh dari Nahdlatul Ulama (NU). Sebab, menurut dia, ada kecenderungan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memilih tokoh NU menjadi Cawapres.

“Dengan mengikutsertakan Muhammadiyah menjadi bagian komitmen. Ada hal yang substansial, ideologis, untuk Indonesia ke depan,” tambahnya.

Menanggapi itu, Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy menyampaikan, Imam Besar Masjid Istiqlal Profesor Nasaruddin Umar, termasuk yang dilirik dijadikan cawapresnya Ganjar.

"Kiai Nasaruddin Umar termasuk tokoh bangsa yang sedang kami elus-elus menjadi Cawapres," kata politisi berpanggilan Rommy ini.

Menurutnya, pasangan ini dibahas dalam pertemuan enam ketua umum partai politik dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Selasa (2/5).

Wakil Ketua Umum PPP Rusli Effendi mengaku tak mempermasalahkan Nasaruddin.

Baca juga : Rusli Effendi: Kami Akan Bahas Lebih Jauh Lagi

"Tapi, kalau bicara Cawapres, kami belum ada pembicaraan secara personal dengan beliau," ucapnya.

Namun, Direktur Eksekutif Politika Research and Consulting (PRC) Rio Prayogo melihat, hambatan Nasaruddin adalah restu dari partai koalisi. "Nasaruddin belum begitu dekat dengan partai-partai," katanya.

Berikut wawancara dengan Rio Prayogo  mengenai hal tersebut.

Muncul nama Nasaruddin Umar sebagai bakal Cawapresnya Ganjar. Pandangan Anda?

Saya melihat dari sisi kepartaian, PDIP dan Ganjar masih membutuhkan sosok dari NU. Nah, Pak Nasaruddin ini merupakan salah satu tokoh yang merepresentasikan NU.

Kenapa harus Nasaruddin dan NU?

PDIP paham betul bahwa kelema­han Ganjar itu kelompok tengah. Dengan sosok Nasaruddin, bisa me­nutupi kelemahan itu.

Baca juga : 10 Tahun Jateng Bersholawat Digulirkan, Ganjar Pranowo: Semoga Selalu Menyejukkan Bangsa

Dari dulu, PDIP memang selalu beriringan dengan NU. Karena, ti­tik lemah PDIP di situ. PDIP ingin mengambil ceruk pemilih Islam di tengah, yaitu NU.

Apakah Nasaruddin merepresen­tasikan NU?

Bisa saja merepresentasikan NU. Tapi, NU struktural ataukah NU kultural.

Apakah Nasaruddin bisa men­dongkrak suara?

Jelas bisa, karena ketokohan Pak Nasaruddin cukup kuat di masyarakat.

Seberapa besar dampaknya?

Memang belum ada data mengenai elektabilitas Nasaruddin, karena baru muncul dan belum terdeteksi lembaga survei.

Baca juga : Usbat Ganjar Adakan Pelatihan dan Penuhi Kebutuhan Jemaah

Belum ada responden yang menye­but nama Nasaruddin Umar.

Jadi, secara statistik, Nasaruddin belum pernah diuji dan kita belum bisa membacanya dari sisi kuantitatif.

Apakah sosok Nasaruddin diterima partai koalisi pendukung Ganjar Pranowo?

Nah, saya kira hambatan Nasaruddin adalah restu partai politik, karena be­lum begitu dekat dengan partai-partai politik. [REN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.