Dark/Light Mode

Wacana Jokowi Jadi Ketua KIM Jadi Bahan Perbincangan Politisi

Viva Yoga Mauladi: Jangan Sampai Nanti Jadi Sumber Konflik

Jumat, 15 Maret 2024 07:50 WIB
Viva Yoga Mauladi, Wakil Ketua Umum PAN. (Foto: Dok. Rakyat Merdeka/rm.id)
Viva Yoga Mauladi, Wakil Ketua Umum PAN. (Foto: Dok. Rakyat Merdeka/rm.id)

RM.id  Rakyat Merdeka - Usul Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Jeffrie Geovanie agar Presiden Jokowi menjadi ketua "Barisan Nasional" yang memimpin semua parpol koalisi pengusung Prabowo-Gibran, menjadi bahan perbincangan.

Usulan ini, mendapat respons partai-partai pengusung Prabowo-Gibran yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Menurut Jeffrie, barisan nasional sekitar 75 persen atau mayoritas partai. Kemudian ada konsensus, semuanya menunjuk satu orang jadi ketua Barisan Nasional ini.

"Yang ideal, yang diterima semua parpol, Pak Jokowi," kata Jeffrie dalam wawancara di kanal YouTube Podcast Zulfan Lindan Unpacking.

Baca juga : Bobby Adhityo Rizaldi: Banyak Hal-hal Teknis Yang Perlu Diperhatikan

Jeffrie menjelaskan, konsep "Barisan Nasional" ini sebagai pembentukan koalisi permanen seperti di Malaysia. Intinya, konsep ini berisi mayoritas parpol di parlemen dan sifatnya permanen.

Ia mengusulkan, konsep ini tak hanya berkoalisi di tingkat pusat, melainkan hingga ke level kabupaten/kota untuk mengarungi kontestasi Pilkada. Sehingga, dalam pilkada tak ada transaksi. Karena, Barisan Nasional akan bikin konvensi internal. Cagub, calon bupati, calon wali kota dihadapkan dengan oposisi. Paling banyak, dua kandidat jadinya.

"Nah, dugaan saya akan banyak pemenang konvensi Barisan Nasional ini, jadi pemenang Pilkada. Karena, didukung majority kekuatan nasional. Mungkin saja dia tak punya lawan, karena oposisi tak cukup kursinya," ujarnya.

Lebih jauh, lanjut Jeffrie, gagasan ini bisa dipelopori terlebih dulu oleh partai-partai besar. Menurutnya, harus disisakan satu atau dua parpol yang menjadi oposisi.

Baca juga : Demokrat Tegaskan Pantang Cawe-cawe Posisi Menteri

Ia mengatakan Jokowi cocok sebagai pemimpin koalisi ini, lantaran masih muda dan memiliki pelbagai pengalaman mentereng di perpolitikan Indonesia.

"Pak Jokowi punya pengalaman panjang, ideal kalau tetap terlibat di politik Indonesia. Bukan format jadi eksekutor, tapi policy," ucap Jeffrie.

Menanggapi hal tersebut, Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Selatan, Bobby Adhityo Rizaldi mengatakan, saat ini fokus Golkar masih menunggu pengumuman resmi hasil Pemilu 2024 dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Kata dia, untuk membicarakan koalisi selanjutnya, para ketua umum partai harus duduk bersama.

Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi mengaku belum mengetahui maksud PSI. Namun, kata dia, PAN setuju jika Jokowi tetap berkontribusi bagi masyarakat dan bangsa.

Baca juga : Budi Arie Sinergikan Transformasi Digital

Untuk membahas topik ini lebih lanjut, berikut wawancara dengan Viva Yoga Mauladi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.