Dark/Light Mode

Drama Jelang Pemilu Rusia

Dipastikan Menang, Putin Bikin Penasaran

Jumat, 15 Maret 2024 06:20 WIB
Presiden Vladimir Putin. (AP/Mikhail Metzel)
Presiden Vladimir Putin. (AP/Mikhail Metzel)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemilu Presiden (Pilpres) Rusia disorot, bukan soal siapa kandidat yang bakal menang. Namun, jutaan pasang mata lebih penasaran dengan gebrakan Presiden Vladimir Putin dalam kepemimpinannya enam tahun ke depan, yang diyakini sejumlah analis bakal mencemaskan.

Pemungutan suara di Rusia digelar hari ini, dan akan ram­pung pada Minggu (17/3/2024). Putin (71) dipastikan menang serta kembali menjabat hingga 2030. Ini menggenapkan masanya berkuasa selama tiga dekade di Negeri Beruang Putih itu. Baik sebagai presiden, maupun perdana menteri.

Masa jabatan yang panjang itu efektif memberikan Putin kekuasaan yang sangat kuat dan mungkin tidak terkendali. Posisi ini didukung oleh ketahanan eko­nomi Rusia yang mengejutkan, meski ditimpa sanksi luas Barat, menyusul operasi militernya ke Ukraina.

Posisi ini juga diperkuat ke­majuan Moskow di medan perang, yang sedikit demi sedikit namun konsisten dalam be­berapa bulan terakhir, gara-gara menurunnya bantuan militer ke Kiev dari Amerika Serikat dan negara-negara lain. Ditambah kampanye Putin mendorong nilai-nilai tradisional Rusia.

Baca juga : Hakim Tinggi Militer Coba Redam Kasus Sekretaris MA

“Pemilihan Presiden Rusia tidak begitu penting dibanding apa yang akan terjadi setelahnya. Putin sering menunda langkah-langkah yang tidak populer hingga setelah pemilu,” komen­tar analis politik pasca komunis dari Cornell University, Amerika Serikat (AS), Bryn Rosenfeld, dilansir Associated Press (AP).

Mungkin langkah paling tidak populer yang bisa ia lakukan di dalam negeri adalah memerintah­kan mobilisasi warga jilid kedua untuk berperang di Ukraina. Mo­bilisasi pertama, pada September 2022, memicu protes, dan orang Rusia ramai-ramai melarikan diri dari negara itu untuk meng­hindari wajib militer.

Betapapun tidak populernya mobilisasi kedua, hal itu juga dapat melegakan keluarga para tentara yang telah direkrut 18 bu­lan lalu. Beberapa orang di Rusia percaya hal itu bisa saja terjadi.

“Para pemimpin Rusia seka­rang bicara tentang mengkon­solidasi seluruh masyarakat Rusia terkait kebutuhan pertahanannya,” kata peneliti senior dari RAND Corporation, Brian Michael Jenkins kepada AP.

Baca juga : Saling Ngerti Dengan Gary

“Ini menunjukkan perang akan berlangsung untuk waktu lama. Karena itu, sumber daya harus dikerahkan, dengan mengorganisir rakyat,” imbuhnya.

Namun, Tatiana Stanovaya, peneliti senior di Carnegie Rus­sia Eurasia Center, membantah analisa tersebut. Menurutnya, Putin tidak perlu melakukan mobilisasi. Karena banyak orang Rusia dari daerah yang lebih miskin yang mendaftar untuk berperang, demi mendapatkan gaji yang lebih tinggi.

Ada juga yang berandai-andai, di dalam negeri Rusia, tindakan yang lebih represif dapat terjadi pada masa jabatan Putin yang baru, meski para pendukung oposisi dan media independen telah ditakuti atau dibungkam.

Stanovaya berpendapat, Putin tentu tidak mendorong tindakan represif. Namun, ada orang lain yang melakukannya dengan pemikiran bahwa rancangannya bakal disukai mantan agen mata-mata Rusia (KGB) itu.

Baca juga : Hasil Rekapitulasi 20 Provinsi, Prabowo Menang Telak

“Banyak pemain yang men­coba bertahan dan beradaptasi, dan mereka bersaing satu sama lain demi mengamankan kepentingannya, sekaligus menjaga stabilitas rezim,” imbuhnya.

Pemilu Rusia akan berlang­sung mulai 13 Maret 2024. Ini juga menjadi pemilihan presiden pertama menggunakan pemungutan suara online. Opsi ini tersedia di 27 wilayah Rusia dan Crimea.

Pemungutan suara juga akan dilakukan di Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson, empat wilayah yang dianeksasi setelah operasi militer Rusia ke Ukraina pada 2022.

Ukraina dan negara-negara Barat mengecam diadakan­nya pemungutan suara di sana. Pemungutan suara awal telah dimulai di beberapa daerah dan akan dilaksanakan secara berta­hap di daerah lain.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.