Dark/Light Mode

80 Persen Stok Dikuasai Swasta

Wajar, Harga Beras Tak Stabil

Jumat, 15 Maret 2024 07:10 WIB
Anggota Komisi VI DPR I Nyoman
Anggota Komisi VI DPR I Nyoman

RM.id  Rakyat Merdeka - Salah satu penyebab melonjaknya harga beras saat ini karena minimnya stok yang dimiliki Pemerintah melalui Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog). Swasta menguasai hampir 80 persen stok beras nasional.

Anggota Komisi VI DPR I Nyoman Parta mendorong Bulog menggenjot stok beras di gudangnya. Caranya, serap hasil panen petani sebanyak-banyaknya. Jangan lagi menolak membeli dengan alasan gabah petani sudah di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

"Khusus untuk Dirut Bulog, ini harus segera diperbaiki. Bulog harus beli gabah petani. Jangan berkelit tidak bisa. Aturannya melarang kami (Bulog) membeli melebihi aturan main (HPP). Itu harus diubah," tegas Parta dalam rapat kerja bersama Kementerian Perdagangan, Bulog dan BUMN ID Food di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/3/2024).

Parta mengingatkan, 80 persen stok beras yang ada saat ini dikuasai oleh pihak swasta. Karenanya, sepanjang Pemerintah tidak menyerap hasil pertanian para petani, maka situasi ketidakstabilan harga pangan ini selamanya akan terus terjadi.

"Beras saja yang paling kita butuhkan itu hampir 80 persen dikuasai pihak swasta, gabahnya. Lalu kita ingin tertib, ingin stabil, itu tidak masuk akal. Tidak masuk akal ketika petani menghasilkan, langsung diserahkan kepada tengkulak, dan kita minta stabil. Rumusnya datang dari mana?" cecar Parta.

Baca juga : Kemenkop Dan BUMN Berhasil Produksi Minyak Makan Merah

Untuk itu, dia mendorong Bulog hadir dan menjadi garda terdepan dalam menjaga stabilitasi pangan. Dengan kebijakan membeli langsung hasil panen petani, yang tentunya dengan harga yang menguntungkan berapa pun nilainya yang ditawarkan petani.

"Sebagai penghasil kebutuhan strategis, petani mutlak diberikan harga bagus. Jangankan (gabah kering panen) Rp 7.000, harga 9.000 (per kilogram) pun layak Pak," tegasnya.

Ditegaskannya, dengan Pemerintah membeli gabah langsung dari petani, maka kedaulatan dan kemandirian pangan dapat tercapai. "Jadi jangan petaninya diajak miskin," katanya.

Sebagai negara penghasil beras, sambungnya, harusnya Pemerintah berterima kasih kepada petani, karena bisa memberi makan rakyat Indonesia. Tanpa petani, negara akan selamanya tergantung pada kebijakan importase pangan.

"Berikan petani kita harga yang bagus, dan Bulog harus beli itu. Persoalan konsumen bahwa kita membutuhkan harga yang bagus dan terjangkau, itu urusan Pemerintah. Urusan Pak Menteri Perdagangan," tambahnya.

Baca juga : Pengusaha Ragu Ekonomi RI Bisa Tembus 5 Persen

Terpisah, Menteri Pertanian (Mentan) menggelar rapat dengan Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar), Satgas Pangan dan Pemerintah Daerah menyikapi masuknya panen raya di banyak daerah.

Amran mengatakan, saat ini panen raya jagung di berbagai daerah sehingga stok dalam negeri dipastikan melimpah. Banjirnya stok jagung di lapangan ini berpengaruh terhadap menurunnya harga jagung di pasaran sehingga Harga Acuan Pembelian (HAP) perlu diberlakukan untuk memastikan harga jagung segera stabil.

“Pertama kami akan mengunci impor jagung. Kami tidak akan lagi melakukan rekomendasi. Kedua, sinergi Bulog melakukan penyerapan dengan harga yang telah ditetapkan oleh Pemerintah," tegasnya.

Langkah berikutnya, lanjut Amran, penyerapan surplus jagung oleh stakeholder. Dalam hal ini bekerja sama dengan GPMT, Pinsar, dan Pemerintah daerah untuk melakukan hilirisasi jagung dan penyerapan stok.

“Kemudian GPMT membantu melakukan penyerapan. Saya terima kasih karena driernya kapasitas silonya meningkat 1,9 juta. Kemudian Asosiasi Jagung dan Bulog direct langsung ke petani sehingga ke depan harga merangkak kembali,” jelasnya.

Baca juga : DKI Siapkan 18 Ribu Kursi Mudik Gratis

“Mimpi kita adalah petani untung, pedagangnya juga tersenyum, kemudian GPMT bahagia dan peternaknya juga senang. Kita menjaga keseimbangan sehingga semua pihak merasa untung,” imbuh Amran.

Perwakilan GPMT, Johan Roy, sekaligus pemilik pabrik pakan mengatakan, saat ini penyerapan sedang dilakukan secara maksimal, terutama di masa puncak panen. Panen jagung sedang berlangsung di berbagai sentra produksi jagung seperti Jawa Tengah, Medan dan Lampung dan diperkirakan jagung di wilayah Jawa Timur dan Sulawesi akan siap panen dalam waktu mendatang.

“Di puncak panen kita akan menyerap sampai 800 ribu dari biasanya 600 sampai 700 ribu ton. Kita juga pernah menyetok hingga paling tinggi 1,2 juta ton per bulan,” kata Johan.

Perwakilan Pinsar, Athung, menyetujui kebijakan Kementan menghentikan impor jagung. Menurutnya, penyerapan stok jagung panen bulan Maret dan April ini harus terlaksana dengan baik untuk memastikan kestabilan harga jagung di masa mendatang.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.