Dark/Light Mode

Fahri Jadi Ahokers

Rabu, 20 November 2019 09:54 WIB
Fahri Hamzah. (Foto: Twitter@fahrihamzah)
Fahri Hamzah. (Foto: Twitter@fahrihamzah)

RM.id  Rakyat Merdeka - Fahri Hamzah biasanya selalu kontra dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Komentarnya ke mantan Gubernur DKI Jakarta itu selalu pedas-pedas. Tapi kini, mantan Wakil Ketua DPR ini malah membela Ahok dalam kontrovesi penunjukan bos BUMN. Apa kini Fahri jadi Ahoker, sebutan untuk pendukung Ahok?

Fahri, yang kini menjabat Waketum Partai Gelora itu, beralasan, yang dibelanya bukan orang. Tapi, hukum dan kebijakan yang dibuat negara. Sejauh ini, status mantan narapidana kasus penodaan agama menjadi salah satu dasar penolakan sejumlah kalangan mengenai rencana penunjukan Ahok menjadi bos salah satu BUMN. Tabiat Ahok selama ini, yang sering marah-marah, ju ga dianggap tidak tepat untuk pengelolaan BUMN.

Tapi, Fahri berpendapat lain. Di matanya, status Ahok sudah bersih. “Maka, di situ saya mengatakan, harus ada penyadaran menyeluruh bahwa seorang mantan narapidana bukan narapidana,” kata Fahri, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Fahri menganggap, status mantan narapidana itu bukan halangan bagi Ahok menjadi bos BUMN. Sebab, yang dilarang menjadi peja bat publik adalah yang dihukum di atas 5 tahun. Sedangkan Ahok hanya dihukum 2 tahun.

Baca juga : Firli Bahuri Resmi Jadi Kabarhakam Polri

“Orang yang pernah dihukum oleh negara, setelah bebas maka bebas lah dia secara penuh,” jelasnya.

Fahri kemudian merujuk Pasal 27 UUD 1945. Bahwa, segala warga negara bersamaan kedudukan di dalam hukum dan pemerintahan. Pasal tersebut, kata Fahri, ada lah pondasi bagi seluruh regulasi antidiskriminasi di Indonesia.

“Kita tidak hanya membuat undang-undangnya tapi juga meratifikasi konvensi-konvensi internasional terutama anti diskriminasi,” sebutnya. Itu sebabnya, lanjut Fahri, tidak boleh ada orang yang didiskriminasi secara permanen. Apalagi pada seseorang yang sudah tidak ada sangkut paut dengan hukum.

Lalu bagaimana dengan kasus hukum yang juga diduga melibatkan Ahok? “Kalau dia dituduh, ada yang buat buku tentang dia dan sebagainya, itu semua dugaan yang belum masuk ranah hukum. Ia baru bisa di-stop apabila hukum telah berbicara untuk membatasinya,” jelas Fahri.

Baca juga : Jokowi Sayang Ahok

Kemarin, Fahri juga memosting sebanyak 13 cuitan mengenai Ahok dan BUMN. Isinya rata-rata membela Ahok. Namun, respons warganet di kolom komentar, juga masih ramai menolak Ahok. Bahkan, banyak yang heran dan curiga, ada apa dengan Fahri?

“Bung, saya cuman sekali ketemu Ahok di acara PDIP (di toilet lagi pipis) tapi kalau dia dinyatakan bersih oleh hukum maka dia punya haknya sementara tidak ada halangan,” bunyi penggalan cuitan Fahri membalas salah satu cuitan warganet.

Dukungan untuk Ahok agar masuk BUMN juga banyak. Salah satunya datang dari penyanyi Iwan Fals. Di akun Twitternya @IwanFals, ia memosting kalikatur Ahok menenteng sejumlah perlengkapan bersih-bersih. Mulai dari sikat, pel, penyemprot air, hingga vakum kloset.

Di atas foto itu ditulis: “Sang Pendobrak!”. Sementara, di bawah foto, memuat tulisan: Sikat Bersih!!. Iwan hanya memberi emoji tertawa di postingan tersebut. “Yah kita doakan saja beres kerjanya, merah putih jadi tambah berkibar,” sambungnya di cuitan kedua. “...luar biasa Ahok ini baru diusulin aja udah geger lagi, ada apa ya..,” tutupnya di kicauan ketiga.

Baca juga : Sering Jadi Korban Hoaks, Rusia Kesal

Pengamat politik Ujang Komarudin menilai, sikap Fahri yang tiba-tiba membela Ahok ini adalah hak dia sepenuhnya. Meskipun ada kemungkinan punya tujuan tertentu di baliknya. “Mungkin karena sama-sama politisi. Jadi berpikirnya pragmatis. Atau bisa juga Fahri sedang mencari perhatian pemerintah,” terang Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini kepada Rakyat Merdeka tadi malam. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.