Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani

Jika Terapkan PSBB Awal, Ekonomi Minus 10 Persen

Senin, 17 Agustus 2020 13:02 WIB
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani [Foto: Istimewa]
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani [Foto: Istimewa]

RM.id  Rakyat Merdeka - Masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi di Jakarta diperpanjang lagi selama dua peka, terhitung mulai 14 Agustus hingga 27 Agustus 2020.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan, keputusan tersebut diambil setelah mempertimbangkan segala kondisi.

PSBB transisi awalnya diberlakukan 5 Juni hingga 2 Juli 2020. Kemudian, Pemprov DKI memutuskan memperpanjangnya selama 14 hari hingga 16 Juli. Perpanjangan PSBB transisi dilakukan setelah Pemprov DKI melihat skor indikator pelonggaran.

PSBB transisi diperpanjang lagi sebanyak dua kali. Masing-masing selama dua pekan, terhitung mulai 17 Juli sampai 30 Juli 2020 dan mulai 31 Juli hingga 13 Agustus. Setelah beberapa kali melewati perpanjangan PSBB transisi, angka penyebaran Covid-19 di Jakarta masih relatif tinggi. Bahkan, dalam sepekan terakhir, positivity rate Covid-19 berada di angka 8,7 persen.

Angka tersebut merupakan angka tertinggi selama pandemi Covid-19. Anies mengatakan, angka positivity akumulatif DKI adalah 5,7 persen, di mana angka tersebut masih sesuai standar aman dari WHO. Adapun standar positivity rate dari WHO untuk dinyatakan aman dan terkendali adalah 5 persen.

Dengan masih tingginya angka penyebaran Covid-19, banyak warga yang mulai mempertanyakan penerapan PSBB transisi. PSBB transisi pun dinilai tidak berdampak positif terhadap tingkat penyebaran Covid-19. Akibatnya, ada beberapa pihak yang mengusulkan agar kembali ke masa PSBB.

Lantas, bagaimana pandangan pihak pengusaha mengenai usulan ini? Bagaimana pula pandangan pakar epidemiologi terhadap usulan ini? Perlukah dikembalikan ke PSBB lagi, mengingat angka penyebaran Covid-19 tak kunjung turun? Berikut wawancara Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia, Hariyadi Sukamdani:

Apakah Anda tidak setuju jika PSBB kembali diterapkan?

Baca juga : Masuk Uji Klinis Tahap 3, Ilmuwan Indonesia Di Amerika Beri Harapan Adanya Temuan Vaksin Covid-19

Kalau kita kembali ke PSBB lagi, dampaknya terhadap ekonomi semakin parah. Memang kalau kita teruskan, ada risiko jumlah kasusnya terus naik. Sekarang yang paling dibutuhkan adalah kedisiplinan masyarakat. Masyarakat sepertinya menganggap ini bukan sesuatu yang serius.

Bagaimana Anda memandang kenaikan kasus corona?

Kenaikan itu terjadi karena tesnya diperbanyak. Sekarang dilakukan 25 ribu tes per hari, kalau tidak salah. Nah, ketahuannya dari situ. Berarti kasus ini naik karena memang jumlah tesnya ditambah. Makanya, semakin banyak ditemukan di lapangan. Kalau kembali ke PSBB pun, itu tidak akan bisa banyak menolong.

Karena kasusnya banyak, bukankah lebih bagus kembali ke PSBB?

Justru kalau kita kembali ke PSBB, kena pukul dua kali. Karena, banyak kejadian dimana sudah ada PSBB, tapi tetap kena juga. Ekonomi kena, warga juga jadi korban.

Apa saran Anda?

Saran kami dari para pelaku usaha, yang penting protokol kesehatannya diperketat. Ada denda atau bagaimana kalau ada yang tidak pakai masker. Kalau ada di tempat publik tidak menerapkan protokol kesehatan, harus diberi sanksi. Karena, kalau tidak disiplin itu susah.

Tolong jelaskan, seperti apa dampak ekonominya jika kembali menerapkan PSBB?

Baca juga : Promosi Hubungan Indonesia-Korea Utara di hadapan 400 Mahasiswa Binus

Kemarin saja hasilnya kita minus 5,32 persen. Kalau PSBB lagi, mungkin minus di atas 10 persen. Dampak ekonominya sudah nyata. Sekarang, antara keselamatan dan stabilitas ekonomi harus selaras. Kalau semuanya disiplin, sebenarnya tidak apa-apa.

Apakah cara kerja PSBB itu tidak bisa menggerakkan roda perekonomian?

Ekonomi memerlukan pergerakan, harus ada "kontak fisik". Dalam konteks ini, menggunakan protokol kesehatan. Kalau tidak ada kontak fisik, tidak ada pergerakan karena semuanya dari rumah, ya bubar ekonominya.

Kalau seperti itu, tidak akan ada pergerakan ekonomi. Yang kasihan, itu berimbas kepada pekerja juga. Karena, perusahaan tidak ada bisnis, otomatis pekerjanya tidak dapat gaji. Kalau pekerja tidak dapat gaji, berarti daya beli turun. Beruntun itu akibatnya, semuanya jadi semakin jelek.

Tapi, kasus corona tak kunjung turun. Apa masukan Anda?

Memperbanyak testing-nya itu sudah benar. Tinggal diperbanyak lagi dan diperluas dengan melakukan tracing. Jadi, orang-orang yang sakit harus segera dirawat. Lalu, orang-orang yang dirawat itu, tingkat kematiannya harus diturunkan. Paling penting itu angka kematiannya.

Kenapa?

Karena, kalau angka kematian bisa diturunkan, orang jadi percaya diri. Saat ini angkanya masih cukup moderat, karena di bawah lima persen. Berarti, tidak melonjak gila-gilaan. Tingkat kesembuhannya berarti tinggi.

Baca juga : Ketua Komisi XI DPR Optimis Indonesia Dapat Hadapi Pandemi dan Capai Target Pembangunan

Apakah sudah agak lebih baik kondisinya?

Iya, sudah terkendali sebetulnya. Tapi ya itu tadi, masyarakat juga harus disiplin. Kalau kita lihat di Jakarta misalnya, orang-orang suka tak pakai masker, suka bergerombol. Masyarakat juga harus didisiplinkan. Mungkin harus ada denda biar bisa lebih disiplin.

Derah-daerah yang padat harus diawasi betul. Karena, itu bisa jadi klaster-klaster baru. Memang dalam keadaan begini, kita tak bisa menunggu orang masuk ke rumah sakit. Pemerintah juga harus aktif seperti memperbanyak melakukan testing tadi. Supaya bisa memetakan dan bisa tahu persis, yang positif terinfeksi berapa sebetulnya.

Bicara klaster baru, kemarin ada klaster perkantoran. Apa yang dilakukan pihak pengusaha terkait hal ini?

Itu sebetulnya tak bisa dihindari. Orang kena itu bisa dimana saja. Yang paling penting, kalau orang tersebut kena, maka harus diisolasi. Kalau dia dibiarkan keluyuran, bisa fatal. Kalaupun dia daya tahannya bagus, itu bisa jadi carrier.

Kami sebetulnya sedang konsentrasi, bagaimana supaya ekonomi cepat pulih. Karena, itu memang tugas kami. Kami paling bisa membantu untuk melakukan pencegahan. Testing dan tracing itu urusannya pemerintah. Kami kerjaannya bagaimana ekonomi bisa tumbuh lagi.

Apakah semua anggota Apindo sudah menerapkan protokol kesehatan?

Oh, iya dong. Penerapan protokol kesehatan, tidak bisa ditawar-tawar lagi. Di perusahaan kami, protokol kesehatan diterapkan secara ketat. NDA

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.