Dark/Light Mode

Masuk Uji Klinis Tahap 3, Ilmuwan Indonesia Di Amerika Beri Harapan Adanya Temuan Vaksin Covid-19

Minggu, 2 Agustus 2020 21:57 WIB
Prof Taruna Ikrar (atas tengah) menjadi pembicara dalam webinar yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, ACCP, UNIM, RS PMC Jombang, ICMI NTB dan lembaga lainnya bertajuk Perkembangan Vaksin Covid-19 Terkini, Sabtu (1/8)/Ist
Prof Taruna Ikrar (atas tengah) menjadi pembicara dalam webinar yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, ACCP, UNIM, RS PMC Jombang, ICMI NTB dan lembaga lainnya bertajuk Perkembangan Vaksin Covid-19 Terkini, Sabtu (1/8)/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Kabar gembira datang dari peneliti Indonesia yang kini menetap di Amerika Serikat, Prof Taruna Ikrar. Peneliti Obat dan Vaksin yang merupakan Anggota di American Society of Gene and Cell Therapy di Amerika Serikat ini memberikan harapan akan adanya penemuan vaksin Covid-19. Taruna kini mengembangkan vaksin Covid-19 berbasis personalized  atau yang dikenal dengan istilah dendritic cells vaccines, yang mana metode ini juga kerap kali digunakan sebagai alternatif pengobatan kanker. Vaksin ini kini dalam tahap Uji Klinis 3.

“Metode dendritic cells ini memang memiliki perbedaan dengan varian kandidat vaksin Covid-19 lainnya. Tapi prinsipnya dalam  metode ini, antibodi dikembangkan di luar tubuh penderita selama 2-3 hari. Setelah dendritic selnya berkembang maka akan disuntikkan lagi kepada penderita. Alhamdulillah vaksin ini sudah masuk dalam uji klinis tahap 3," jelas Taruna saat menjadi pembicara webinar yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, ACCP, UNIM, RS PMC Jombang, ICMI NTB dan lembaga lainnya bertajuk Perkembangan Vaksin Covid-19 Terkini, Sabtu (1/8).

Taruna yakin dengan makin majunya teknologi modern, vaksin Covid-19 dapat segera ditemukan. Dia pun yakin, dunia utamanya Indonesia bisa segera pulih dari virus yang tidak hanya menelan korban jutaan jiwa  ini, tapi telah menyebabkan perekonomian dunia ikut rontok. 

Taruna berharap vaksin Covid-19 yang berhasil dikembangkannya ini dapat digunakan di Indonesia tanpa harus mengimpor vaksin dari luar negeri.

Baca juga : Masa Depan Indonesia Setelah Pandemi Covid-19 Ada di Desa

"Kita harus optimis bisa melewati wabah ini, toh beberapa ratus tahun sebelumnya umat manusia pernah melewati wabah penyakit infeksi seperti kolera, polio, campak dan lain-lain. Dengan upaya vaksinasi dan pengembangan herd immunity, umat manusia bisa mengeliminasi penyakit-penyakit tersebut. Apalagi di era saat ini dengan kemajuan tekhnologi farmakologi modern tentunya ada banyak upaya pengembangan vaksin yang telah dilakukan  untuk mengendalikan wabah Covid-19," kata Profesor dan Dekan di  Pacific Health Sciece University, California ini.

Taruna menyebutkan, dalam beberapa bulan ini sudah ada 155 kandidat vaksin yang telah dikembangkan dan 27 di antaranya telah dilakukan uji klinis pada manusia. "Alhamdulillah 11 di antaranya telah masuk tahap uji klinis yang kedua," lanjut dia. 

Taruna menjelaskan, beberapa teknik telah dikembangkan dalam pengembangan vaksin tersebut. Pertama, melemahkan virus SAR COV-2. Kedua, recombinant atau protein subunits vaccine. Ketiga, plasma convalescent of Sars Cov-2-infection. Khusus metode ini, kata Taruna, telah digunakan di Amerika Serikat sebagai pengobatan standar Covid-19.

Adapun di Indonesia masih dalam tahap uji klinis. Keempat, vaksin berbasis personalized atau yang dikenal dengan istilah dendritic cells vaccines, yang mana metode ini juga kerap kali digunakan sebagai alternatif pengobatan kanker. Taruna tengah mengembangkan metode keempat ini sebagai vaksin Covid-19.

Baca juga : Mau Jadi Pengusaha Sukses, Ini Tips Dari Sandiaga Uno

Lebih lanjut, pria jebolan Universitas Hasanuddin ini menegaskan tengah berikhtiar membawa metode ini untuk dapat digunakan di Indonesia melalui koordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sehingga Indonesia bisa memiliki vaksin sendiri, tidak tergantung dengan negara lain atau perusahaan internasional farmasi. 

“Dengan demikian harga vaksin bisa terjangkau bahkan gratis sehingga dapat mendorong untuk eradikasi Covid-19 di Indonesia," ujarnya.

Sementara, Direktur RS PMC Jombang dr Gali Endradita mengungkapkan, persoalan mengatasi Covid-19 saat ini lantaran banyak rumah sakit di Indonesia belum siap sepenuhnya menghadapi wabah penyakit infeksi sehingga tidak mengherankan jika banyak tenaga medis yang tertular Covid-19, bahkan tidak sedikit yang meninggal. 

Dia berharap vaksin segera ditemukan karena rumah sakit tidak bisa sepenuhnya dijadikan satu-satunya tumpuan untuk menangani wabah karena kapasitas, sarana prasarana dan SDM yang terbatas. 

Baca juga : BPOM Amerika Keluarkan Izin Produk Tembakau Dipanaskan

“Selain itu perlu ada kejelasan regulasi vaksin dari pemerintah terutama yang berkaitan dengan harga vaksin. Harapannya vaksin tidak dijadikan komoditas bisnis baru, yang mana banyak pihak menuding rumah sakit mengambil keuntungan besar dalam penanganan Covid -19 terutama dalam pemasaran vaksin. Padahal kami tenaga kesehatan sepenuhnya menjunjung tinggi etika profesi dan sumpah profesi dalam menjalankan tugas dan kewajiban," katanya.

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, Nurhalina mengingatkan pentingnya penerapan new normal berbasis penilaian epidemiologi, penyebarluasan informasi Covid-19 yang benar sehingga masyarakat tetap waspada dan tetap menjalankan protokol kesehatan.

Dia juga menekankan pentingnya klasterisasi rumah sakit di masa pandemi, sebab ada rumah sakit yang difokuskan menangani Covid-19 dan ada khusus rumah sakit yang tidak menangani Covid-19 sehingga masyarakat tetap mendapatkan pelayanan kesehatan yang aman, adil dan terjangkau.

“Meskipun telah ada titik terang tentang penemuan vaksin Covid-19, upaya-upaya pencegahan dan pemberdayaan masyarakat tetap menjadi prioritas dalam pengendalian Covid-19 sehingga masyarakat tetap waspada, mau dan mampu to detect, to test dan to response Covid-19 di sekitarnya," katanya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.