Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Penting, Keterbukaan Dan Egalitarian Dalam Pendidikan Keluarga

Rabu, 30 November 2022 16:06 WIB
Deputi IV Kantor Staf Kepresidenan Juri Ardiantoro (Foto: Dok. KSP)
Deputi IV Kantor Staf Kepresidenan Juri Ardiantoro (Foto: Dok. KSP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pendidikan harus bisa beradaptasi dengan kehidupan sosial yang telah dan sedang berubah sangat cepat. Termasuk pendidikan di dalam keluarga.

Demikian disampaikan Deputi IV Kantor Staf Presiden (KSP) Juri Ardiantoro dalam Forum Diskusi Pendagogik PP Ikatan Keluarga Alumni Universitas Negeri Jakarta (IKA-UNJ) bertema “Peran Ilmu Keluarga Dalam Merevitalisasi Sistem Trisentra Pendidikan Nasional”, yang digelar secara daring, Rabu (30/11).

Baca juga : Produsen Makanan Digugat Rp 78 Miliar Gara-gara Penyajian

Menurut Juri, hal penting yang harus diubah dalam pendidikan di dalam keluarga adalah pola pikir orang tua untuk tidak lagi menempatkan anak sebagai objek, melainkan sebagai subjek. Sehingga terjadi dialog seimbang antara orang tua dan anak.

Ia lalu menekankan pentingnya orang tidak tidak perlu lagi khawatir kehilangan kharisma atau wibawa di depan anak jika membuka komunikasi yang terbuka dan seimbang. Justru, hal itu akan menambah rasa bangga dan kagum anak kepada orang tua.

Baca juga : Ribuan Warga Maros Ramaikan Festival Nelayan

“Keterbukaan dan egalitarian menjadi kunci komunikasi. Anak jangan lagi dianggap tidak tahu apa-apa. Apalagi saat ini pergaulan mereka sudah beralih ke dunia digital yang sangat terbuka dengan akses informasi,” kata Ketua IKA-UNJ ini.

Juri melanjutkan, pendidikan keluarga yang merupakan bagian dari tiga pusat pendidikan, yakni sekolah, keluarga, dan masyarakat, harus didorong lingkungan yang mendukung. Terlebih, bagi sebagian orang tua yang intensitas pertemuannya dengan anak sangat kurang.

Baca juga : Bamsoet Dorong Digitalisasi di Bidang Pendidikan

Atas kondisi tersebut, lanjut dia, harus ada ada media yang bisa menggantikan peran orang tua selain sekolah. Seperti ketersediaan fasilitas publik, tempat bermain, perpustakaan umum, dan bahan-bahan tontonan yang bersifat edukatif.

“Sehingga asupan nilai-nilai dan kemampuan lain yang menjadi tugas keluarga tetap dapat dipenuhi,” terang Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) ini.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.