Dark/Light Mode

LPPM Unas-KPPS BMT BUMi Latih Manajemen Produksi Warga Cimanggis Depok

Kamis, 29 Desember 2022 13:02 WIB
Pelatihan manajemen risiko dan model pembinaan UMKM yang dilakukan LPPM Unas bersama KSPPS BMT BUMi, di Depok, Jawa Barat. (Foto: Dok. Unas)
Pelatihan manajemen risiko dan model pembinaan UMKM yang dilakukan LPPM Unas bersama KSPPS BMT BUMi, di Depok, Jawa Barat. (Foto: Dok. Unas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Nasional (Unas) bekerja sama dengan KSPPS BMT BUMi melakukan Program Insentif PKM Skema Kegiatan Kemandirian Masyarakat, di Kebun Katala Mekarsari, Kecamatan Cimanggis, Depok, Sabtu (17/12). Sebelumnya, LPPM juga melaksanakan pelatihan manajemen risiko dan model pembinaan UMKM bagi anggota koperasi, di tempat yang sama, Sabtu (10/12).

Ketua pelaksana Noverita mengatakan, kegiatan ini diisi dengan presentasi manajemen produksi untuk produk kuliner kreatif dan prosedur keamanan pangan, serta pelatihan membuat produk bakso dan minuman segar.

Hadir sebagai narasumber dosen Fakultas Ilmu Kesehatan, Program Studi Ilmu Gizi, UPN Veteran Jakarta Nanang Nasrullah. Dia mengatakan, manajemen produksi makanan merupakan sebuah usaha untuk menghasilkan makanan yang bermutu, sesuai standar, tepat waktu, dan disukai konsumen.

Baca juga : Sandiaga Tenteng Klakat Bantu Tingkatkan Produksi Olahan Semangka Di Siak

Manajemen produksi makanan juga bertujuan untuk menyediakan makanan berkualitas, bernilai gizi, bercita rasa, aman, dan jumlahnya sesuai dengan kebutuhan konsumen serta pelayanan memadai,” ujarnya, seperti keterangan yang diterima redaksi, Kamis (29/12).

Ia melanjutkan, pengolahan makanan juga harus memenuhi beberapa standar yakni standar mutu, standar porsi, standar bumbu, dan standar resep. Nanang juga menuturkan, dalam melakukan manajemen produksi makanan, hal lain yang perlu diperhatikan ialah keamanan pangan.

“Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain. Apapun yang dapat merugikan, membahayakan kesehatan manusia, serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, sehingga aman dikonsumsi,” ucapnya.

Baca juga : Karya Anak Bangsa, BMI Siap Genjot Produksi Motor Listrik

Dalam paparannya itu, Nanang menjelaskan bahwa terdapat tiga risiko bahaya dalam keamanan pangan yakni bahaya fisik, kimia, dan biologi. “Bahaya fisik seperti benda dalam makanan yang dapat mencelakakan dan dapat melukai mulut, saluran pencernaan, dan pernafasan. Bahaya kimia disebabkan oleh cemaran bahan insektisida, pestisida, dan sebagainya. Sedangkan bahaya biologi seperti zat yang berasal dari organisme yakni virus, bakteri maupun parasit,” katanya.

Oleh sebab itu, lanjut Nanang, perlu adanya jaminan keamanan pangan serta hygiene dan sanitasi secara rutin. “Dua hal ini merupakan upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan subyeknya,” pungkasnya.

Usai pemberian materi, kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan bakso serta minuman segar yang dipandu Ketua KSPPS BMT BUMi Agusniar Trisnamiati. Pada kegiatan ini LPPM juga turut memberikan beberapa peralatan masak yang dapat digunakan oleh anggota koperasi dalam membuat produk kreatif.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.