Dark/Light Mode

Arsitektur Candi sebagai Media Ajar Budi Pekerti

Sabtu, 9 Desember 2023 14:57 WIB
Aktivitas ibadah di Kompleks Percandian Prambanan. (Foto: Anak Agung Putu Alit Wahyudiana)
Aktivitas ibadah di Kompleks Percandian Prambanan. (Foto: Anak Agung Putu Alit Wahyudiana)

Indonesia sebagai negara dengan keragaman seni, budaya, dan sejarah peninggalan situs kepurbakalaan, dapat menjadi alternatif media edukasi Kurikulum Merdeka. Situs kepurbakalaan tersebut berada di Kompleks Percandian Prambanan, kompleks tersebut adalah situs percandian dengan corak peninggalan candi Hindu dan Budha. Kompleks ini berada di Dusun Karangasem, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, dan sebagian masuk Jawa Tengah. 

Kompleks percandian ini adalah gugusan arsitektur candi yang menjadi warisan cagar budaya dunia (World Heritage) dengan nama Prambanan Temple Coumpounds, yakni (Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Lumbung, Candi Bubrah, Candi Asu). Candi-candi ini memiliki ciri keindahan bentuk arsitektur dengan beragam makna keluhuran yakni keragaman-spiritualitas, keseimbangan-harmonisasi, keindahan-estetika, simbolisme-falsafah. 

Kompleks Candi Prambanan dapat menjadi wahana edukasi dan pengenalan sejarah, budaya, agama, dan budi pekerti kepada peserta didik di Kurikulum Merdeka. Sebagai pembelajaran di kelas, artefak Candi Prambanan dapat membantu siswa memahami peradaban kebudayaan dan teknologi dari nenek moyang masa lampau. Sebagai media ajar yang memiliki karakteristik, menarik, dan menyenangkan bagi siswanya karena keberadaan nilai luhur falsafahnya. 

Arsitektur Candi dalam Format Bahasa

Arsitektur candi dalam format bahasa, yang di dalamnya mengandung berita (media komunikasi), sedangkan berita (media komunikasi) merupakan bentuk karakter ajaran moral (pitutur) untuk “mendewasakan perilaku” seseorang dari generasi ke generasi setelahnya. 

Baca juga : Silaturahmi Di Kediaman Raja Gowa Ke 38, Alam Ganjar Diskusi Pelestarian Budaya

Gugusan arsitektur di Kompleks Candi Prambanan dapat menjadi media pembelajaran dalam memahami seni arsitektur seperti konsep tata ruangnya, komposisi geometrik, komposisi solid-void, komposisi volumetrik, elemen garis, pusat perhatian (point of interest), proporsi dan skala bangunan, irama, teksture, mimesis, konsep hirarki, konsep sumbu, konsep dualitas serta pembelajaran terhadap teknologi pembangunan yang digunakan. Candi Prambanan memiliki konsep pembagian elemen estetiknya dengan menggunakan pembagian tiga pada wujud sosok fisiknya (Kaki, Badan, Kepala) secara vertikal dan horizontal. 

Konsep tersebut melambangkan adanya tingkatan keselarasan alam semesta dalam sudut pandang Hindu (tatwa, etika dan ritual) dan Budha (keinginan, alam rupa dan alam kosong). Bangunan percandian pada Kompleks Candi Prambanan sekiranya bisa menjadi media ajar tentang keragaman budaya (pada penggambaran relief), toleransi umat beragama (Hindu dan Budha) dan lokal genius yang berperan pada masanya.

Keunggulan tradisi arsitektur percandian Indonesia di masa lalu memberi pengaruh kuat (rujukan) ke mancanegara, khususnya kawasan di Asia Tenggara. Meskipun tidak dipungkiri jika referensi desain dan teknologi pembangunan arsitektur candi Indonesia berasal dari India. 

Media Ajar Alternatif 

Gugusan di Kompleks Candi Prambanan dapat menjadi media belajar alternatif sebagai elemen sejarah dalam Kurikulum Merdeka. Sebab, punya nilai edukasi yang membantu siswanya memahami sejarah, seni, budaya, teknologi bahkan arsitektur. Karena pada bangunan Kompleks Percandian Prambanan secara filosofis, dapat menjadi sarana pengajaran untuk memahami konsep dasar ajaran agama hindu dan budha di masyarakat masa lalu. 

Baca juga : Spring City Hadir Melengkapi Sentul City Sebagai Kota Mandiri

Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, kompleks bangunan Percandian Prambanan dapat menjadi bahan ajar sejarah dunia sastra, sehingga siswanya dapat mempelajari keberadaan sebuah cerita rakyat (hikayat) yang terinspirasi di balik peradaban di Kompleks Candi Prambanan dalam membuat karya sastra terbarukan secara kontekstualnya. 

Dalam keragaman budaya, Kurikulum Merdeka bisa mengadopsinya sebagai kurikulum pembelajaran keagamaan, karena Kompleks Percandian Prambanan adalah peninggalan sejarah agama Hindu dan Budha. Melalui peninggalan arsitektur candi, siswanya dapat belajar konsep dasar empat kebenaran mulia dan konsep-konsep lain, serta mempelajari sejarah dan peranan candi sebagai tempat peribadatan di masa lalu. 

Dalam nilai moral filsafati yang tersusun pada relief-reliefnya, dapat membentuk konsep karakteristik siswanya dalam semangat kesederhanaan, kerja keras, jiwa kepemimpinan, dan kebijaksanaan dimulai dari pelajaran agama, budi pekerti yang disinergiskan dengan aktivitas interaktif akademik (diskusi dan presentasi). Mata pelajaran ini diharapkan siswanya mendapat pelajaran agama, budi pekerti secara sistematik, membangun karakter siswa yang punya jiwa toleransi, kebijaksanaan, kerja keras, jiwa kepemimpinan dan memiliki rasa nasionalisme tinggi, mempunyai akar moral berdasarkan nilai luhur ajaran hindu dan budha. 

Identifikasi ketersediaan perangkat penunjang (software, hardware) sebagai pendukung kegiatan belajar mengajar perlu diperhatikan untuk memenuhi standart kebutuhan penyediaan internet dan perangkat komputer sebagai program digitalisasi. Untuk menunjang pembelajaran lanjutan dapat dilakukan studi langsung (mendatangi objek langsung) diharapkan siswa menjadi memahami sejarah, budaya, toleransi beragama di masa lalu, arsitektur dan teknologi melalui pengalaman empiriknya secara langsung. Sehingga nilai luhur budaya mendorong pembentukan karakter dasar, budi pekerti siswanya melalui ajaran Hindu dan Budha. 

Perkembangan teknologi digital dapat disinergiskan sebagai media pembelajaran siswa, dalam kondisi tertentu tidak memungkinkan para siswa dapat belajar ke objek secara langsung (waktu terjadi pandemi Covid-19) peran teknologi berbasis digital akan membantu berjalannya proses belajar mengajar ini secara virtual dengan teknologi virtual tour, siswa dapat mengakses informasi melalui objek gambar atau video pada situs kompleks percandian prambanan. 

Baca juga : DPR Apresiasi Kinerja Dan Kesiapan Nataru Pertamina

Media digital virtual dapat juga digunakan juga sebagai sarana untuk presentasi staf pengajar untuk mendiskripsikan sejarah, budaya, toleransi agama, arsitektur dan teknologinya kepada siswanya, sehingga tematik pembahasan lebih menyeluruh dan berkesinambungan. Hal ini dilakukan agar siswanya aktif melatih diri, mengembangkan minat dan bakat kreativitasnya. 

Dengan diskusi (debat) terbuka, dapat melatih siswa berani mempertanggung jawabkan argumentasinya dan melatih kepiawaan siswa dalam menjelaskan sistematika penelitian. Staf pengajar kemudian memfasilitasi diskusi agar lebih terarah dan menarik, dapat memberikan wacana diskursus baru karena suasana belajar terbangun lebih menyenangkan dan terciptanya skema belajar dialogis (dua arah), suasana belajar tak monoton, tak membosankan. 

Sinergisitas perangkat penunjang dengan metode pangajaran, menyenangkan, dialogis, egaliterian, keragaman tema, sejarah, budaya, toleransi agama, arsitektur, teknologi dan budi pekerti dapat menjadikan bangunan Kompleks Percandian Prambanan sebagai media efektif mendorong siswanya dapat menjadi nilai positif membangun karakter dasar dan mendidik budi pekerti dalam mata pelajaran agama, sekiranya bisa mereduksi, memutus timbulnya egoisme diantara pelajar, meminimalisir terjadinya tradisi tawuran pelajar, perundungan anak sekolah, dan tindakan pelajar yang mengarah kriminalitas. Semoga.                   

 

noufal riri hananta
noufal riri hananta
Arsitek Profesional, Penulis, dan Pemerhati Sosial Politik, Budaya

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.