Dark/Light Mode

Mentransisi ke Energi Ramah Lingkungan - Elektrifikasi Transportasi

Jumat, 22 Maret 2024 20:33 WIB
Mobil listrik (Foto: Wuling)
Mobil listrik (Foto: Wuling)

Peningkatan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia hingga tahun 2024 masih terus berlangsung, memperlihatkan tren yang menjanjikan dalam perubahan menuju mobilitas berkelanjutan. Artikel ini akan menggali gagasan dari topik, menyimpulkan gagasan tersebut, dan menawarkan solusi yang bermanfaat bagi para pembaca.

Menurut data dari laman databoks.katadata.co.id yang berjudul “Riset Deloitte dan Foundry: Penggunaan Motor Listrik di Indonesia Naik 13 Kali Lipat dalam Dua Tahun”, penggunaan kendaraan listrik, khususnya motor listrik di Indonesia meningkat signifikan. Dalam dua tahun terakhir tercatat naik 13 kali lipat selama 2020-2022. Riset ini menunjukkan, penggunaan motor listrik pada 2020 baru sebanyak 1.947 unit. Kemudian, angka itu naik signifkan menjadi 25.782 unit pada 2022.

Menurut data dari laman www.gaikindo.or.id yang berjudul “GAIKINDO: Permintaan Mobil Listrik Ada, tapi tak Besar”, pada Januari 2024 volume penjualan wholesale mobil listrik berbasis baterai atau battery electric vehicle (BEV) di Indonesia mencapai 2,3 ribu unit. Penjualan mobil listrik BEV dari produsen ke distributor (wholesale) tersebut turun 27 persen dibanding Desember 2023 (month-on-month/mom). Namun, pencapaiannya masih tumbuh 683 persen (year-on-year/yoy) atau hampir 8 kali lipat lebih tinggi dibanding Januari 2023, seperti terlihat pada grafik.
Pada Januari 2024, penjualan wholesale mobil listrik BEV tertinggi diraih Wuling Binguo varian 410 Km dan 333 Km. Selain Wuling, ada pula merek mobil listrik asal China lainnya yang masuk jajaran top 10, yakni Neta dan Seres.

Menurut data dari laman ekonomi.bisnis.com yang berjudul “Jumlah Kendaraan Listrik di Indonesia 2024 Serta SPKLU, SPLU, dan Stasiun Penukaran Baterai Penopangnya”, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN mencatat hingga awal 2024 telah membangun 1.124 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), 1.839 unit Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) dan 9.558 Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) yang tersebar di seluruh Indonesia. SPLU dan SPKLU sama-sama merupakan stasiun pengisian daya untuk baterai kendaraan listrik. Hanya saja, SPLU bisa digunakan untuk banyak kebutuhan mulai dari mengisi daya baterai motor hingga kebutuhan pedagang kaki lima. Sedangkan SPKLU dikhususkan untuk mengsisi ulang daya baterai kendaraan listrik. Sedangkan SPBKLU ditujukan bagi pertukaran baterai motor listrik.

Baca juga : 18 Karya Jurnalistik Terima Penghargaan PLN Journalist Awards 2023

Di Indonesia, kendaraan listrik harganya masih cukup mahal. Hal ini disebabkan oleh impor baterai, karena sampai saat ini Indonesia masih mengimpor baterai untuk kendaraan listrik. Namun, jika baterai dapat diproduksi di Indonesia, maka harga kendaraan listrik akan lebih terjangkau dibandingkan dengan mengimpor baterai. Selain itu, harga kendaraan listrik yang mahal juga disebabkan oleh pajak yang lebih tinggi daripada kendaraan konvensional. Meskipun demikian, kendaraan listrik memiliki beberapa keunggulan:

1. Performa Akselerasi: Kendaraan listrik memiliki performa akselerasi yang lebih baik dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar bensin.

2. Kelebihan Lingkungan: Kendaraan listrik lebih ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi gas buang. Ini membantu mengurangi polusi udara dan dampak negatifnya pada kesehatan manusia.

3. Biaya Bahan Bakar: Biaya bahan bakar kendaraan listrik lebih rendah daripada kendaraan berbahan bakar bensin. Penggunaan listrik sebagai sumber energi lebih efisien dan ekonomis.

Baca juga : Kementan: Panen Raya Jagung Di Tuban Luar Biasa

Meskipun kendaraan listrik memiliki tenaga yang lebih rendah daripada kendaraan berbahan bakar bensin, hal-hal di atas tetap menjadi pertimbangan bagi orang-orang yang berpenghasilan tinggi mengingat mahalnya kendaraan listrik. Mengurangi penggunaan kendaraan berbahan bakar bensin juga akan membantu mengurangi risiko penyakit seperti bronkitis, kanker paru, dan gangguan pernapasan yang berbahaya bagi kesehatan.

Solusi terbaik untuk mengurangi penggunaan kendaraan berbahan bakar bensin dan menggantinya dengan kendaraan listrik adalah dengan meningkatkan daya kendaraan listrik dan menurunkan harga jualnya agar diminati oleh banyak orang. Peningkatan daya kendaraan listrik dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan meningkatkan kapasitas baterai dan mengoptimalkan sistem kontrol. Peningkatan kapasitas baterai dapat dicapai dengan mengembangkan baterai yang lebih efisien dan memiliki kapasitas yang lebih besar, sementara pengoptimalan sistem kontrol melibatkan pengaturan daya yang tepat, manajemen suhu baterai, dan penggunaan regenerasi energi saat pengereman.

Berikut adalah beberapa cara untuk menurunkan harga jual kendaraan listrik:

A. Membangun pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia: Dengan pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia, kita dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan memastikan pasokan baterai kendaraan listrik yang cukup. Hal ini memerlukan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas, penelitian dan pengembangan yang intensif, serta dukungan untuk industri lokal.

Baca juga : Tersisa 5 Provinsi, KPU Target Rampungkan Rekapitulasi Suara Pilpres Hari Ini

B. Meningkatkan skala produksi kendaraan listrik di Indonesia: Dengan meningkatkan produksi, harga kendaraan listrik dapat diturunkan. Namun, hal ini memerlukan biaya produksi yang rendah dan promosi yang efektif.

C. Memberikan insentif pajak yang lebih besar oleh pemerintah: Dengan memberikan insentif pajak, seperti pengurangan PPnBM (Pajak Penjualan Barang Mewah) dan BBN (Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor), pemerintah dapat mendorong minat masyarakat terhadap kendaraan listrik dengan harga yang lebih
terjangkau.

Masyarakat Indonesia sudah seharusnya beralih ke kendaraan listrik yang tepat dan efisien di era modern ini. Perkembangan zaman yang terus maju membawa kemajuan dalam transportasi. Penggunaan kendaraan listrik tidak hanya akan membantu menjaga lingkungan tetapi juga menghasilkan udara yang bersih dan segar, serta mengurangi polusi udara yang merusak. Dengan demikian, setiap hari kita dapat menciptakan lingkungan yang sehat dan ramah lingkungan yang akan
menciptakan “Energi yang Ramah Lingkungan”.

Arya Pandiko Laras
Arya Pandiko Laras
Mahasiswa yang hobi menulis

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.