Dark/Light Mode

Peringkat Daya Saing Indonesia Melesat

Senin, 3 Juni 2019 04:50 WIB
Peringkat Daya Saing Indonesia Melesat

 Sebelumnya 
Jika dilihat secara kawasan, peringkat daya saing Indonesia di wilayah Asia Pasifik masih stagnan seperti tahun 2018. Yakni di posisi 11 dari 14 negara.

Sementara jika dilihat di wilayah ASEAN, daya saing Indonesia masih di bawah Singapura peringkat 1, Malaysia peringkat 22, dan Thailand peringkat 25. Willem mengatakan, hal menggembirakan datang dari negara-negara dengan populasi di atas 20 juta penduduk. Peringkat daya saing Indonesia naik tiga peringkat. Kini berada di urutan 14 dari 29 negara.

Dalam keterbukaan informasi hasil riset IMD WYC 2019, Willem menuturkan, peningkatan ranking daya saing Indonesia merupakan capaian positif. Peningkatan kinerja mencakup pada tiga faktor daya saing. Yaitu kinerja ekonomi, efisiensi pemerintahan, dan efisiensi bisnis. Ketiga faktor ini menjadi pendorong naiknya peringkat daya saing Indonesia secara keseluruhan.

Baca juga : Bukber IFA, Muncul Curhat Nasib Pelatih Indonesia

“Untuk economic performance, dalam beberapa tahun ke belakang perlahan tapi pasti terus mengalami peningkatan kinerja. Hingga pada tahun 2019, Indonesia mampu berada di posisi 25. Naik dua peringkat dari tahun sebelumnya,” kata Willem.

Peningkatan cukup tajam juga terjadi pada efisiensi pemerintah. Dari peringkat 36 menjadi peringkat 25. Sementara, pada efisiensi bisnis, peringkat Indonesia mengalami kenaikan pesat dari posisi 35 ke posisi 20 pada 2019.

Pada aspek infrastruktur, terjadi sedikit peningkatan, Indonesia masih berada di posisi 53. “Hasil ini menunjukkan iklim ekonomi, bisnis dan pemerintahan di Indonesia mendorong perusahaan berkompetisi. Baik di level domestik maupun internasional. Namun, dampak pembangunan infrastruktur di Indonesia masih belum signifikan berpengaruh terhadap mendorong aktivitas ekonomi dan bisnis,” tutur Willem.

Baca juga : Persis DKI Jakarta Adakan Santunan Anak Yatim dan Dhuafa

Hasil riset IMD WCY 2019 di Indonesia yang dilakukan LM FEB UI ini juga menunjukkan beberapa indikator yang cukup menonjol dari faktor daya saing. Di antaranya ekonomi domestik peringkat 7, kebijakan pajak peringkat 4, serta pasar tenaga kerja peringkat 3.

Menurut peneliti Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LM FEB UI) Taufiq Nur, berbagai upaya perbaikan yang mengalami peningkatan di tahun 2019 ini di antaranya mencakup suap dan korupsi, adaptabilitas kebijakan pemerintah, serta birokrasi.

Managing Director LM FEB UI Toto Pranoto menyebut, ada lima tantangan yang masih dihadapi Indonesia tahun ini. Stagnannya pertumbuhan ekonomi dan ekspansi kredit, kurangnya penguatan industri dasar, inkonsistensi penerapan kebijakan dan penegakan hukum, perlunya peningkatan kompetensi dan keahlian SDM, serta perubahan struktur pemerintahan pasca Pemilu 2019. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.