Dark/Light Mode

Ini Alur Kedatangan Para Delegasi Presidensi G20 Di Indonesia

Rabu, 8 Desember 2021 17:01 WIB
Ditjen Bea Cukai Bandara Ngurah Rai Bali sedang jelaskan alut kedatangan delegasi Presidensi G20. (Foto: ist)
Ditjen Bea Cukai Bandara Ngurah Rai Bali sedang jelaskan alut kedatangan delegasi Presidensi G20. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Penyelenggaraan Presidensi G20 telah berlangsung sejak 6 Desember 2021, kemarin. Indonesia sebagai tuan rumah melakukan sejumlah persiapan dengan berbagai pelayanan dan fasilitas terbaik.

Mulai dari kedatangan di Bandara Soekarno Hatta (Soetta) maupun Bandara Ngurah Rai Bali, hingga menuju lokasi atau hotel tempat para delegasi menginap.

Disampaikan Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga, Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Syarif Hidayat, pada 7 dan 8 Desember 2021 ini telah dilakukan pertemuan pertama Sherpa G20 di Jakarta dalam rangkaian Presidensi G20. Selanjutnya pada 9-10 Desember 2021 akan berlangsung First Finance and Central Bank Deputy Meeting.

“Jadi delegasi sudah datang sejak 4 Desember 2021 kemarin. Kita bersama dengan seluruh komunitas airport, Angkasa Pura dan lainnya, bahu membahu bersama menjadi satu tim memberikan kelancaran pelayanan,” katanya dalam konferensi pers pelayanan di Bandara Soetta bagi para delegasi Presidensi G20, Banten, Rabu (8/12).

Dalam hal ini Direktorat Jenderal Bea Cukai Kemenkeu diamanatkan terkait logistik dan hospitality airport bagi para delegasi. Diungkapkan Syarif, pada pertemuan Sherpa G20 ini dihadiri 49 delegasi dari 16 negara dan 7 orang perwakilan lembaga internasional.

Baca juga : Memperkuat Hubungan Amerika Dan Indonesia

Sementara pada pelaksanaan meeting deputy di Bali, 9-10 Desember 2021 akan dihadiri 68 delegasi dari 20 negara, dan 15 orang perwakilan lembaga internasional.

Syarif menyebut, dalam Presidensi G20 ini, total terdapat 150 pertemuan. Di mana sekitar 90 pertemuan diadakan di Bali, dan sisanya dilakukan di Jakarta.

Rencananya akan dilakukan juga pertemuan di beberapa kota lain di Indonesia, namun masih mempertimbangkan kota mana saja. Hal ini terkait pertimbangan perkembangan Covid-19 di Tanah Air serta munculnya varian baru Omicron di luar negeri.

“Karena penerbangan direct dari negara-negara delegasi belum ada ke Bali, maka mereka akan transit ke Jakarta dan kita bawa ke Bali dengan menggunakan pesawat khusus,” jelas Syarif.

Hal tersebut dilakukan dalam rangka memberikan kenyamanan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan secara baik, guna pencegahan Covid-19. “Yang pasti kita utamakan kenyamanan, tapi prokes tetap dilaksanakan sebaik-baiknya. Kami sampaikan airport hospitality ini krusial memberikan layanan kepada delegasi. Kita harus mengombinasikan keramahan Indonesia dengan keamanan dan kenyamanan,” tegasnya.

Baca juga : Khofifah: Kedatangan Pak Presiden Bisa Jadi Penyemangat Pengungsi Semeru

Syarif pun membeberkan beberapa hal terkait pelayanan hospitality airport dengan tetap menjaga prokes. Di mulai dari termina kedatangan internasional, keluar pesawat, para delegasi langsung dipisah dengan melalui jalur khusus, yang kemudian diarahkan menuju hospitality desk di G20 Lounge.

Di sana para delegasi akan dilakukan pemeriksaan seluruh dokumen. Baik dokumen keimigrasian, kesehatan, custom hingga karantina. Kemudian dilakukan pemeriksaan kesehatan lagi dengan mengambil sample PCR/TCM dengan hasil 1 jam.

Jika negatif, mereka akan langsung dibawa ke hotel di Jakarta sekaligus karantina untuk pertemuan di Jakarta, dan melanjutkan penerbangan ke Bali, bagi delegasi yang melakukan pertemuan di Bali.

“Dan di Bandara Ngurah Rai, mereka akan kembali mengikuti prosedur kesehatan, keamanan dan kenyamanan di sana,” kata Syarif.

Delegasi yang ikut hadir dalam Presidensi G20 di Indonesia ini, sudah harus melakukan vaksinasi sesuai dengan negara asal. Selain itu melakukan swab PCR yang berlaku 3x24 jam sebelum keberangkatan.

Baca juga : SDM Unggul Dan Literasi Sejak Dini Kunci Indonesia Maju

“Mereka juga diminta mengisi eHac di  aplikasi PeduliLindungi, di mana aplikasi tersebut sudah diperbarui dengan menambahkan beberapa bahasa,” jelasnya.

Mereka lanjut Syarif, juga diberikan visa secara khusus G20. Berdasarkan peraturan Kementerian Kesehatan terkait Presidensi G20, para delegasi juga memiliki kelonggaran. “Mereka ada pengecualian bubble karantina dari Kemenkes. Jadi mereka tak usah karantina di hotel khusus karantina, tetapi di hotel lokasi acara, tak boleh keluar, dan melakukan antigen setiap hari,” ungkap Syarif.

Di kesempatan yang sama, Kepala KPU Bea dan Cukai Bandara Soetta, Finari Manan menambahkan, pada prinsipnya kenapa media dihadirkan mulai dari bandara adalah, untuk berbagi info kesiapan secara sinergi lewat kesiapan berbagai fasilitas 

“Kami berharap, dengan melibatkan media berbagai agenda utama bisa diikuti. Karena Presidensi ini berjenjang, bagaimana kolaborasi G20 dimulai dari working group, nanti ke level menteri dan menjadi declaration di KTT G20 pada Oktober 2022 nanti. Ini kolaborasi dunia dan Indonesia mendapat privilage itu,” pungkasnya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.