Dark/Light Mode

BI: Surplus Neraca Perdagangan Jaga Ketahanan Ekonomi

Senin, 17 Januari 2022 22:04 WIB
Ilustrasi ekspor impor. (Foto: Kemenkeu)
Ilustrasi ekspor impor. (Foto: Kemenkeu)

RM.id  Rakyat Merdeka - Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) Desember 2021 tercatat tetap tinggi alias surplus mencapai 1,02 miliar dolar AS atau Rp 14,6 triliun meskipun lebih rendah dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya sebesar 3,52 miliar dolar AS Rp 50,4 triliun.

Dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan Indonesia secara keseluruhan  2021 mencatat surplus 35,34 miliar dolar AS atau Rp 506,3 triliun. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada tahun 2020 sebesar 21,62 miliar dolar AS atau Rp 309,7 triliun.

Baca juga : Ini Pilihan Makanan Untuk Jaga Kesehatan Kulit

Bank Indonesia (BI) memandang surplus neraca perdagangan tersebut berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. "Ke depan, BI terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk mendukung pemulihan ekonomi," jelas Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono di Jakarta, Senin (17/1).

Surplus neraca perdagangan Desember 2021 dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang tetap tinggi di tengah defisit neraca perdagangan migas yang meningkat. Pada Desember 2021, surplus neraca perdagangan nonmigas sebesar 3,30 miliar dolar AS atau Rp 47,2 triliun, lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada November 2021 sebesar 5,21 miliar dolar AS atau Rp 74,6 triliun.

Baca juga : Peringati HUT Ke-49, PDI Perjuangan Ajak Kader Pulihkan Ekonomi

Ekspor nonmigas pada Desember 2021 tercatat sebesar 21,28 miliar dolar AS atau Rp 304,9 triliun sedikit lebih rendah dibandingkan dengan capaian pada bulan sebelumnya, sebesar 21,51 miliar dolar AS atau Rp 308,2 triliun.

Sementara ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti lemak dan minyak hewan/nabati termasuk CPO serta produk manufaktur, termasuk besi dan baja serta mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, tercatat meningkat. 

Baca juga : PSI Soroti Kasus Kekerasan Jalanan Di Kota Bandung

Ditinjau dari negara tujuan, ekspor nonmigas ke China, Amerika Serikat, dan Jepang tetap tinggi seiring dengan pemulihan permintaan global. Sementara itu, impor nonmigas meningkat pada seluruh komponen, sejalan dengan perbaikan ekonomi domestik yang berlanjut. 

Adapun, defisit neraca perdagangan migas meningkat dari 1,69 miliar dolar AS atau Rp 24,2 triliun pada November 2021 menjadi 2,28 miliar dolar AS atau Rp 32,6 triliun pada Desember 2021. Hal ini dipengaruhi oleh impor migas yang meningkat. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.