Dark/Light Mode

Undang Kadin Dan Hipmi Ke Istana, Ini Yang Dibahas Jokowi

Rabu, 12 Juni 2019 22:42 WIB
Presiden Jokowi mengundang Kadin dan Hipmi ke Istana, Rabu (12/6). (Foto: Randy/Rakyat Merdeka)
Presiden Jokowi mengundang Kadin dan Hipmi ke Istana, Rabu (12/6). (Foto: Randy/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi tampaknya tak terganggu dengan gugatan hasil pilpres dari kubu 02. Hari ini mantan Walikota Solo itu mengundang para penguasaha ke Istana untuk membahas persoalan ekonomi.

Ada dua organisasi pengusaha yang diundang Jokowi. Mereka adalah Kamar Dagang Indonesia (Kadin) dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi). Jajaran pengurus kedua organisasi itu hadir dalam formasi lengkap. 

Dari Kadin, Ketum Rosan Roeslani memimpin rombongan didampingi para wakilnya antara lain Raden Pardede, James Riady, Shinta Kamdani, Johnny Darmahan, Ilham Habibie dan Anindya Bakrie. Sementara rombongan dari Hipmi dipimpin oleh Ketum Bahlil Lahadia. Ia didampingi para wakil seperti Yaser Palito dan lain-lain.

Total ada sekitar 30 pengusaha yang datang. Rombongan tiba di Istana Merdeka sekitar pukul 3 sore. Dalam pertemuan ini, Jokowi tak sendiri. Ia ditemani oleh Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, Ahmad Erani Yustika, Ari Dwipayana dan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Erick Thohir.

Baca juga : Waspadai, Hujan Lebat Dan Angin Kencang Saat Arus Balik

Dalam pengantarnya, Jokowi menyampaikan maksud dan tujuan dari pertemuan tersebut. Pertama, ia ingin mendapat masukan langsung dari kalangan pelaku usaha. Juga ingin mengetahui kondisi dan kesulitan-kesulitan apa saja yang kerap ditemui para pengusaha. “Tapi masukannya enggak usah banyak-banyak. Kira-kira yang konkret satu sampai tiga, yang kira-kira bisa kita kerjakan setelah sidang MK rampung,” kata Jokowi.

Jokowi memastikan, apa yang diinginkan pengusaha akan langsung dikerjakan. Hanya saja, Jokowi minta, masukannya tak banyak-banyak. Tiga saja. Pak, kerjain ini pak. Pak, kerjain ini. Pak, kerjain ini. Stop. Enggak usah banyak-banyak. Biar saya bisa kerja," kelakar Jokowi. 

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga membahas soal gejolak ekonomi global karena perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Jokowi memahami dampak perang dagang itu sudah dirasakan oleh para pengusaha. Terutama para pengusaha di sektor riil.

Hanya saja, Jokowi meminta para pengusaha tidak berputus asa. Ia mengajak untuk mencari peluang dari perang dagang  yang diprediksi belum akan selesai dalam waktu dekat. Caranya, misalnya dengan memanfaatkan pasar Amerika yang sebelumnya dimasuki barang-barang China. 

Baca juga : Muliaman Hadad Ingin Bangun Masjid Di Swiss

Menurut Jokowi, untuk urusan ini, para pengusaha lah yang berada di garis terdepan untuk memanfaatkan peluang tersebut. ”Ini bisa menjadi peluang kita untuk bisa memperbesar kapasitas sehingga produk-produk kita bisa masuk ke sana,”  ujarnya.

Setelah itu, Jokowi melakukan pertemuan tertutup selama kurang lebih 1,5 jam. Apa hasilnya? Wakil Ketua Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani mengatakan peluang dari perang dagang itu memang ada. Misalnya pengusaha melihat ada peluang merelokasi investasi. 

Hanya saja, persoalannya apa yang bisa ditawarkan oleh Indonesia. Apakah kemudahan berinvestasi. Selain itu, menurut dia, Indonesia harus bisa bersaing dalam hal kecepatan dengan negara lain. Untuk memanfaatkan peluang itu, Shinta berharap pemerintah dan dunia usaha bersinergi. 

“Kita mesti cepat-cepat, makanya tadi saya bilang presiden, kita berlomba, ayo kita sama-sama mesti sinergi karena negara lain juga begitu. Ini lah yang kita mesti cepet lah," kata Shinta, usai pertemuan.

Baca juga : Taburan Bintang Di Astana Economic Forum

Selain itu, Shinta mengatakan Indonesia harus mengidentifikasi peluang dari segi produk unggulan. Selama ini produk yang diekspor dari China ke Amerika adalah produk-produk industri. Jadi perlu dipikirkan apakah dari segi biaya memungkinkan. Apakah biaya produksi produk tersebut bisa bersaing dengan biaya produksi di negara lain. “Produk industri bukan kekuatan kita, kita belum bisa menjadi bagian dari rantai pasok dunia,” ungkapnya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :