Dark/Light Mode

Sukses Catat Kinerja Positif Sepanjang 2021

Mantap Nih, BNI Raup Laba Rp 10,89 Triliun

Kamis, 27 Januari 2022 08:20 WIB
(Dari kiri) Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini, Direktur Treasury dan International Henry Panjaitan, Direktur Utama Royke Tumilaar, Direktur IT dan Operasi YB Hariantono, Direktur Manajemen Risiko David Pirzada dan Direktur Corporate Banking Silvano Rumantir, saat Public Expose Kinerja BNI Full Year 2021, kemarin. Para direksi tersebut kompak mengenakan jas dan masker. BNI berhasil membuat lompatan pemulihan kinerja positif pada tahun buku 2021.
(Dari kiri) Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini, Direktur Treasury dan International Henry Panjaitan, Direktur Utama Royke Tumilaar, Direktur IT dan Operasi YB Hariantono, Direktur Manajemen Risiko David Pirzada dan Direktur Corporate Banking Silvano Rumantir, saat Public Expose Kinerja BNI Full Year 2021, kemarin. Para direksi tersebut kompak mengenakan jas dan masker. BNI berhasil membuat lompatan pemulihan kinerja positif pada tahun buku 2021.

RM.id  Rakyat Merdeka - Sepanjang tahun 2021, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berhasil mencatat kinerja positif. Hal itu dibuktikan dari perolehan laba Rp 10,89 triliun, atau tumbuh 232,2 persen year on year (yoy). Kenaikan ini sampai tiga kali lipat dari profit tahun 2020.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, pencapaian laba bersih ini dihasilkan dari Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan (PPOP), yang tumbuh kuat 14,8 persen year on year (yoy). Sehingga mencapai Rp 31,06 triliun.

Kinerja BNI 2021 sangat menggembirakan. Raihan laba bersih ini mampu melampaui ekspektasi pasar,” kata Royke dalam acara Public Expose Kinerja BNI Tahun 2021 secara virtual, kemarin.

Baca juga : Kemendagri Klaim Realisasi APBD 2021 Capai Rp 1.1 Triliun

Royke menegaskan, pencapaian ini menjadi yang tertinggi yang pernah dihasilkan BNI. Bahkan lebih tinggi dari pendapatan operasional sebelum pandemi.

Selain itu, upaya perbaikan kualitas kredit melalui monitoring, penanganan dan kebijakan yang efektif membuat cost of credit menjadi 3,3 persen.

Kenaikan pendapatan operasional bank dihasilkan dari pertumbuhan kredit yang sehat, yakni 5,3 persen yoy menjadi Rp 582,44 triliun. Lalu ada Net Interest Margin (NIM) yang tangguh di level 4,7 persen. Serta pendapatan berbasis komisi (Fee Based Income/FBI), yang pada akhir 2021 tercatat tumbuh 12,8 persen yoy.

Baca juga : Sepanjang 2021, Pemerintah Salurkan KUR Rp 281,86 Triliun

“BNI percaya masih terdapat ruang untuk terus tumbuh ke depannya,” ucap Royke.

Menurut dia, pendorong utama kredit selama 2021 adalah penyaluran di sektor business banking. Terutama pembiayaan ke segmen korporasi swasta yang tumbuh 7,6 persen yoy menjadi Rp 180,4 triliun. Lalu, segmen large commercial yang tumbuh 10,4 persen yoy menjadi Rp 40,9 triliun.

Kemudian segmen kecil juga tumbuh 12,9 persen yoy, dengan nilai kredit Rp 95,8 triliun. Secara keseluruhan, kredit di sektor business banking ini tumbuh 4,5 persen yoy menjadi Rp 482,4 triliun.

Baca juga : KLHK Gugat Perusahaan Pembakar Hutan Dan Lahan Rp 1 Triliun

Di sektor konsumer, kredit terbesar yang tumbuh adalah kredit payroll, naik 18,3 persen yoy menjadi Rp 35,8 triliun. Dan di sektor kredit kepemilikan rumah (mortgage) tumbuh 7,7 persen yoy menjadi Rp 49,6 triliun. Secara keseluruhan kredit konsumer tumbuh 10,1 persen yoy menjadi Rp 99 triliun.

Karenanya, mantan bos Bank Mandiri ini optimistis, pada 2022 bisnis BNI akan tumbuh lebih agresif dari tahun sebelumnya. Ini terkait proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional di angka 5 persen-6 persen yang berdampak positif ke beberapa sektor ekonomi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.