Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Harga Minyak Meroket, Rupiah Babak Belur

Jumat, 4 Maret 2022 09:51 WIB
Rupiah dan dolar AS. (Foto: ist)
Rupiah dan dolar AS. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pagi ini nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,03 persen ke level Rp 14.394 per dolar AS, dibanding perdagangan Rabu (2/3) di level Rp 14.389 per dolar AS.

Senada, mayoritas mata uang di Asia bergerak melemah terhadap dolar AS. Dolar Singapura minus 0,29 persen, won Korea Selatan anjlok 0,59 persen, peso Filipina yang turun 0,38 persen, rupee India minus 0,26 persen, ringgit Malaysia minus 0,05 persen, dan baht Thailand turun 0,28 persen. Sedangkan yen Jepang naik 0,08 persen.

Baca juga : Harga Minyak Meroket, Rupiah Tertekan

Indeks dolar AS terhadap mata uang saingannya menguat 0,12 persen berada di level 97,785. Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro menguat 0,01 persen ke level Rp 15.906, terhadap poundsterling Inggris melemah 0,19 persen ke level Rp 19.225, terhadap dolar Australia juga melemah 0,36 persen ke level Rp 10.571.

Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah masih disebabkan oleh kekhawatiran akan kenaikan inflasi yang bisa menekan pertumbuhan ekonomi dalam negeri dan global akibat perang.

Baca juga : Sedih, Rusia-Ukraina Masih Berdarah-darah

Ia melihat, perang telah mendorong kenaikan harga komoditas termasuk energi. Harga minyak mentah telah bertahan di atas 100 dolar AS per barel dan belum ada tanda-tanda akan turun.

“Harga komoditas yang naik dapat mendorong kenaikan barang konsumsi. Pada akhirnya, hal ini dikhawatirkan dapat menekan daya beli masyarakat dan memperlambat pertumbuhan ekonomi dalam negeri,” ujarnya, Jumat (4/3).

Baca juga : Antre Pagi, Dapat Sore

Hal itu lanjut Ariston, surplus neraca perdagangan RI juga bisa terganggu bila harga minyak mentah terus naik, sehingga rupiah bisa terteka. “Kenaikan inflasi global utamanya yang terjadi di AS dapat mendorong bank sentral The Federal Reserve, untuk bertindak lebih agresif dalam menaikan tingkat suku bunga acuannya,” tutur Ariston.

Ia memproyeksikan, nilai tukar rupiah bisa bergerak melemah dengan potensi antara Rp 14.450 dan support Rp 14.370 per dolar AS. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.