Dark/Light Mode

Agar Masyarakat Tenang Beribadah

47.090 Personel PLN Jaga Pasokan Listrik

Jumat, 8 April 2022 07:30 WIB
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan Corporate Social Responsibility (CSR) PLN Agung Murdifi. (Foto: dok. PLN).
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan Corporate Social Responsibility (CSR) PLN Agung Murdifi. (Foto: dok. PLN).

 Sebelumnya 
Ia menambahkan, dalam periode Siaga Ramadan, PLN juga menyiagakan piket di pembangkitan, transmisi dan distribusi. Serta melaporkan kondisi kelistrikan secara berkala kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM).

“Dengan kesiapan ini, harapannya seluruh masyarakat mampu menjalankan ibadah selama bulan Ramadan ini dengan khusyuk. Kami memastikan seluruh masyarakat mendapatkan pasokan listrik yang andal,” ujar Agung.

Ditambah lagi saat ini seluruh layanan pelanggan PLN dapat diakses melalui aplikasi PLN Mobile. Untuk itu pelanggan dianjurkan mengunduh aplikasi PLN Mobile di Playstore maupun AppStore.

Menyoal ini, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menuturkan, sudah menjadi tugas PLN untuk menyediakan pasokan listrik selama Ramadan. Apalagi sekarang PLN tengah mengalami kelebihan listrik atau over supply sehingga pasokan setrum tidak boleh terkendala.

Baca juga : Jalan Usaha Tani Perluas Jangkauan Pasar Petani Di Kabupaten Bima

“Keandalan listrik selama Ramadan dan Idul Fitri tidak perlu diragukan lagi. Kalau pun ada gangguan atau byar pet biasanya lebih kepada kendala teknis seperti gardu terbakar, faktor pemeliharaan dan lain-lain,” yakin Mamit kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Terutama di kawasan Jawa-Bali, sambung Mamit, kemungkinannya kecil untuk mengalami gangguan. Namun jika di luar kawasan tersebut, misalnya di Kalimantan, Sulawesi dan Indonesia bagian timur, masih berpotensi terjadinya kekurangan pasokan.

“Sampai saat ini, saya berkeyakinan PLN mampu untuk menjaga pasokan listrik di Tanah Air saat Ramadan. Apalagi ini adalah momen penting bagi umat Muslim dalam menjalan ibadah satu bulan ini,” ujarnya.

Jangankan untuk momen puasa, di event MotoGP Mandalika kemarin saja, sambung Mamit, PLN jor-joran menjaga agar setrum tetap on.

Baca juga : Kembangkan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, TAPG Bangun Kewirausahaan Perempuan

Terkait kondisi over supply listrik yang dialami PLN, lanjut Mamit, hal tersebut sangat menguntungkan masyarakat. Karena sebagai konsumen, masyarakat mendapat jaminan pasokan listrik yang cukup. Tetapi bagi PLN, dengan skema take or pay yang selama ini dilakukan.

“Di tengah over supply produksi listrik karena tidak terserap, tapi PLN harus tetap membayar kepada produsen. Sehingga ini akan menjadi beban bagi PLN dan negara, karena ada kompensasi yang harus dibayarkan PLN,” cetus Mamit.

Masalah over supply listrik ini, kata Mamit, menjadi Pekerjaan Rumah (PR) yang harus diselesaikan Pemerintah dan PLN. Caranya, dengan menciptakan industri baru agar mampu menerima listrik yang sudah berlebih. Terutama di kawasan Jawa dan Sumatera. “Karena kalau tidak, akan menjadi kerugian atau mubazir karena tidak bisa terserap seluruhnya,” imbaunya.

Dia berharap, kawasan industri baru itu tak mengusung skema pembangkit listrik sendiri atau independen. “Jadi harus mengambil listrik dari PLN. Sehingga penyerapan ini bisa dioptimalkan,” sarannya. Hal ini menjadi PR Pemerintah mengingat penyerapan dari konsumsi rumah tangga tergolong kecil. Apalagi jika ditargetkan, misalnya ada penyerapan listrik hingga 60 persen dari konsumsi rumah tangga.

Baca juga : Masyarakat Kini Makin Sadar Vaksinasi

Hal tersebut akan sulit diwujudkan. Kecuali dengan program kompor listrik yang terus berjalan. Ditambah lagi program kendaraan listrik. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.