Dark/Light Mode

Rayu Pengusaha Jepang

Luhut Pake “Jampe Pemikat”

Jumat, 28 Juni 2019 08:22 WIB
Menko Luhut B Pandjaitan bersama sejumlah menteri ekonomi  bertemu dengan pengusaha Jepang di Osaka, Kamis (27/6).
Menko Luhut B Pandjaitan bersama sejumlah menteri ekonomi bertemu dengan pengusaha Jepang di Osaka, Kamis (27/6).

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejumlah menteri ekonomi kita, kemarin bertemu dengan pengusaha Jepang di Osaka. Agar mereka mau menanamkan uang di Indonesia, digunakanlah “jampe pemikat” berupa sejumlah janji. Antara lain perizinan tak akan dipersulit dan perbaikan iklim investasi. 

Delegasi Indonesia dipimpin Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B Pandjaitan. Anggota rombongan antara lain Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong. 

Ada 21 perusahaan Jepang yang ditemui Luhut Cs dalam satu kesempatan. Perusahaan itu antara lain Japan External Trade Organization (JETRO), Daihatsu Motor Co.Ltd., Honda Motor Co.Ltd., Marubeni Corporation, Mitsubishi UFJ Financial Group, Mitsui, Nippon Steel, Sumitomo Corporation, dan Toyota Tsuho Corporation. 

Baca juga : Dubes Jepang Jaga Porsi Makan Demi Kesehatan

Kepada perusahaan ini, Menko Luhut menegaskan, Indonesia berkomitmen menciptakan iklim usaha yang kondusif, khususnya bagi investor asal Jepang. Luhut mengatakan, ekonomi Indonesia tumbuh stabil dengan rata-rata 5 persen selama 5 tahun terakhir. 

Tak hanya itu, Luhut mengungkapkan, kepastian hukum dalam investasi Indonesia sangat penting. Luhut juga menyampaikan bahwa Jepang sangat konsisten menjadi partner Indonesia, sehingga dirinya tidak ragu terhadap pengusaha Negeri Sakura untuk melakukan kerja sama di Indonesia. 

“Kemudahan investasi Indonesia pasti lebih baik di masa lalu,” ujarnya dalam Indonesia Round Table Business Meeting, di Osaka, Jepang, kemarin seperti dikutip dari laman setkab.go.id. 

Baca juga : Bamsoet ke Pengusaha: Jangan Telat Bayar THR

Hal tersebut, kata Luhut, sesuai dengan instruksi Presiden Jokowi yang terus berusaha memangkas birokrasi perizinan di Indonesia. “Jangan pernah ragu investasi di Indonesia dan Presiden tidak ingin para investor dipersulit dalam proses investasi,” tegasnya. 

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dengan pertemuan ini pengusaha Jepang, diharapkan mampu meningkatkan investasinya di Indonesia. Karena, pasar Indonesia sangat besar dan juga strategis untuk menjadi hub bagi negara lain. 

“Dalam memperbaiki iklim investasi kami terus memperbaiki kebijakan. Saat ini, Presiden Jokowi terus meminta diperbaiki iklim investasi,” ujarnya. 

Baca juga : Menaker Ancam Pengusaha Yang Ogah Bayar THR

Sementara itu, di sektor perpajakan, Sri menjelaskan, pemerintah terus mengeluarkan kebijakan untuk kemudahan dalam hal pajak. “Fasilitas pertama yakni tax holiday untuk investasi baru terhadap 18 jenis sektor usaha, apakah itu petrokimia maupun elektronik,” jelasnya. 

Jika melaksanakan training, juga akan mendapatkan penambahan insentif fiskal. “Proses yang diberikan untuk tax holiday dan allowance akan sangat mudah jika sudah masuk dalam kategori tersebut. Saat ini, sudah ada Rp 289 triliun investasi baru,” katanya. 

Selain tax holiday, pemerintah juga menyiapkan Kawasan Berikat (Industrial Zone) dengan fasilitas yang telah diberikan pemerintah. “Kami juga tentu melihat banyak perusahaan masuk di bidang finansial atau financial inclusion,” ucapnya. Menkeu menambahkan, pemerintah mengeluarkan peraturan Menteri Keuangan terkait kemudahan dalam properti. Untuk diketahui, pertemuan ini digelar menjelang dilaksanakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Negara-Negara Group 20 (G-20) di Jepang. [KPJ]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.