Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Cek Di Sini, 5 Penjelasan Penting BPOM Soal Vaksin AstraZeneca Yang Bikin Heboh
- Lawan Guinea, Pelatih Persib: Timnas Akan Hadapi Lawan Berat
- Piala AFC U-17 Putri, Garuda Pertiwi Muda Fokus Hadapi Korsel
- 128.000 Jemaah Haji Indonesia Nikmati Fasilitas Fast Track
- Dortmund Ke Final, PSG Cuma Kurang Beruntung
Pemerintah Ingin Kerek BBM, Gas Dan Listrik
Beban APBN Berkurang Beban Rakyat Bertambah
Minggu, 17 April 2022 06:25 WIB
Sebelumnya
“Karena itu, ke depan akan ada optimalisasi campuran Bahan Bakar Nabati (BBN) dalam solar. Dengan adanya penyesuaian harga Pertalite dan solar, kita juga mempercepat bahan bakar pengganti,” jelas Arifin.
Sementara, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, Indonesia akan memanfaatkan sebaik mungkin pemasukan dari ekspor komoditas untuk memperkuat APBN.
“Indonesia memiliki potensi mendapatkan pemasukan dari ekspor komoditas. Hal ini dikarenakan beberapa harga komoditas terus meningkat seperti batubara, tembaga, gas alam, minyak sawit, dan nikel,” ujar Airlangga dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/4).
Selain itu, Pemerintah akan memitigasi resiko yang dihadapi akibat kenaikan harga komoditas energi dan pangan yang terjadi akibat kondisi geopolitik di Rusia dan Ukraina.
Baca juga : Pemerintah Terbitkan PP Perpajakan Batubara, Ini Isinya
“Kami berupa terus meredam inflasi,” ujarnya.
Dipastikannya, Pemerintah Pusat melanjutkan pemberian stimulus ekonomi melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun 2022 dengan alokasi anggaran Rp 455,62 triliun untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.
Program PEN dibagi dalam bidang Kesehatan dengan alokasi anggaran sebesar Rp 122,5 Triliun, Perlindungan Masyarakat (Perlinmas) sebesar Rp 154,8 Triliun, dan Penguatan Pemulihan Ekonomi sebesar Rp 178,3 Triliun.
Ketua Umum Partai Golkar itu melanjutkan, khusus menjelang Ramadan ini, Pemerintah meluncurkan penebalan perlindungan sosial terutama akibat kenaikan minyak goreng, besarnya Rp 100.000 per bulan.
Baca juga : Pemerintah Dukung UMKM Kembangkan Produk Berbasis Sawit
“Insentif ini diberikan untuk 3 bulan sekaligus sebesar Rp 300.000 dan diberikan kepada lebih dari 20 juta masyarakat. Ditambah dengan Bantuan Tunai untuk Pedagang Kaki Lima, Warung, dan Nelayan (BTPKLWN) yang disalurkan kepada 2,5 juta masyarakat. Ini akan segera disalurkan Pemerintah,” tutur Airlangga.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet memastikan, rencana Pemerintah menaikkan harga energi akan memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian.
“Pastinya inflasi akan bergerak ke arah yang lebih tinggi. Jika kenaikan inflasi ini tidak diimbangi dengan kompensasi kenaikan pendapatan, baik itu dari gaji dan atau bantuan Pemerintah, daya beli masyarakat akan tergerus, terutama kelompok menengah bawah,” kata Yusuf kepada Rakyat Merdeka.
Dengan kondisi tersebut, lanjut Yusuf, konsumsi rumah tangga berpotensi tumbuh di bawah level potensialnya.
Selain memberatkan ekonomi rakyat, Yusuf menilai, kenaikan harga komoditas energi akan mempengaruhi sektor manufaktur.
Pasalnya, komoditas energi menjadi komponen biaya produksi industri manufaktur, yang pada umumnya menggunakan komoditas listrik dan BBM.
“Kondisi ini membuat industri melakukan penyesuaian harga pokok produksi yang berpotensi mempengaruhi harga jual. Ini yang kemudian juga akan mempengaruhi daya beli masyarakat,” tegasnya. [NOV]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya