Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Pemerintah Ingin Kerek BBM, Gas Dan Listrik
Beban APBN Berkurang Beban Rakyat Bertambah
Minggu, 17 April 2022 06:25 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Rencana Pemerintah menaikkan harga energi bak makan buah simalakama. Langkah tersebut bisa meringankan beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Namun, berpotensi meningkatkan beban ekonomi rakyat yang belum pulih dari hantaman pandemi Covid-19.
Pemerintah membuka wacana menaikkan harga sejumlah komoditas energi di level konsumen, seperti Tarif Dasar Listrik (TDL), Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar bersubsidi dan Pertalite, dan gas elpiji 3 kilogram (kg) yang juga disubsidi Pemerintah.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, kenaikan harga komoditas energi tersebut dibutuhkan untuk meringankan beban APBN di tengah lonjakan harga komoditas energi di tingkat global.
“Ini jadi salah satu upaya Pemerintah demi menghemat APBN dalam menghadapi kenaikan harga minyak dunia. Jika tak ada penyesuaian harga, kondisi tersebut bakal memberatkan keuangan negara,” kata Arifin dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/4).
Baca juga : Pemerintah Terbitkan PP Perpajakan Batubara, Ini Isinya
Arifin menjelaskan, kenaikan harga komoditas energi sulit dihindari karena harga minyak mentah dunia dalam dua bulan terakhir ini rata-rata di kisaran 100 dolar AS per barel. Angka ini jauh di atas asumsi APBN yang hanya mengasumsikan sebesar 63 dolar AS per barel.
Karena itu, kata Arifin, harus ada langkah-langkah yang harus diambil Pemerintah baik jangka pendek maupun jangka panjang untuk mengamankan APBN.
Dalam jangka pendek, akan ada penyesuaian atau pengurangan penggunaan BBM agar tidak menekan APBN di sektor ketenagalistrikan. Selain itu, ada rencana penerapan adjustment tarif listrik tahun 2022.
“Jika penyesuaian penggunaan BBM ini dilaksanakan, kita bisa lakukan penghematan kompensasi sebesar Rp 7-16 triliun,” ujarnya.
Baca juga : Pemerintah Dukung UMKM Kembangkan Produk Berbasis Sawit
Lebih lanjut, untuk jangka menengah dan panjang di sektor ketenagalistrikan, strategi yang diambil adalah pemadanan dan pemilahan data pelanggan penerima manfaat berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) untuk subsidi listrik langsung.
Terkait rencana menaikkan harga gas elpiji 3 kg, Arifin menyebut, kebijakan tersebut sebagai bagian dari stategi menghadapi lonjakan harga minyak dunia.
“Kenaikan harga elpiji bakal diterapkan melalui perubahan formula elpiji 3 kg. Kita juga akan melakukan uji coba penjualan dengan aplikasi MyPertamina untuk 34 kabupaten/kota pada 2022 agar pendistribusian elpiji 3 kg tepat sasaran,” jelasnya.
Pemerintah juga melakukan substitusi penggunaan gas elpiji dengan kompor induksi dan jaringan gas.
“Kita harapkan penggunanya bisa sekitar 1 juta rumah tangga per tahun. Kemudian subsidi komoditas menjadi subsidi langsung ke pengguna,” tegasnya.
Sejalan dengan itu, Pemerintah merencanakan kenaikan harga BBM subsidi seperti solar dan Pertalite dalam jangka menengah dan panjang.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya