Dark/Light Mode

Dana Hibah PSR Signifikan Ringankan Beban Petani

Senin, 25 April 2022 00:28 WIB
Kepala Dinas Perkebunan Musi Banyuasin Ahmad Toyibir (Foto: Istimewa)
Kepala Dinas Perkebunan Musi Banyuasin Ahmad Toyibir (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Berdasarkan pedoman umum yang dibuat Ditjenbun, Disbun Muba membuat role model pelaksanaan PSR yaitu dilaksanakan oleh beberapa lembaga pekebun yang bermitra dengan beberapa pihak ketiga sehingga tidak meninggalkan prinsip-prinsip kemitraan (pembelian bibit, tumbang chipping, pembelian pupuk dan lain-lain). Dinas perkebunan melakukan pembinaan kelembagaan pekebun; pendampingan dalam pembuatan RAB; pendampingan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan mitra usaha dan offtaker jika diperlukan; pendampingan dalam memenuhi kebutuhan dokumen usulan; pendampingan dalam teknis peremajaan yang berorientasi GAP (Good Agricultural Practises). Setiap 500 hektare akan seorang  pendamping dinas dalam penerapan GAP.

Dinas Perkebunan berusaha mengatasi berbagai masalah seperti melepas kebun petani yang berada dalam kawasan hutan menjadi APL; pendampingan yang terstruktur kepada lembaga pekebun dalam merencanakan-land clearing-penanaman-pemeliharaan tanaman-penetapan offtaker.

Baca juga : KBRI Bandar Seri Begawan Bagikan Bantuan Sembako Ke PMI Di Brunei

Pelaksanaan peremajaan menggunakan sistem tumbang serempak. Pengawasan yang ketat terhadap penggunaan benih kelapa sawit. “Ini juga salah satu kunci suksesnya peremajaan. Kalau gagal disini akan jadi mimpi buruk jilid 2,” kata Ahmad lagi.

Pengawasan ketat terhadap tumbang chipping oleh kontraktor. Pengadaan pupuk harus diikuti dengan analisa laboratorium yang hasilnya sesuai dengan SPK pembelian. Lembaga pekebun membuat laporan berkala pelaksaan peremajaan setiap minggu dan progres kemajuan setiap 2 minggu.

Baca juga : Didukung Pemerintah, PSR Bikin Petani Sawit Bergairah

Capaian PSR Muba sampai 30 Maret 2022 adalah ada 38 kelembagaan pekebun yang ikut; luas rekomtek 16.625,5 Ha; tumbang chipping 16.475 Ha; tanam 15.573 Ha; panen 6.230 Ha; produktivitas 1-1,96 ton/Ha tanaman umur 26-46 bulan. “Sukses peremajaan bagi kami adalah yang tertanam, bukan yang lain. Penanaman kami sudah mencapai 93 persen dari rekomtek,” katanya lagi.

Dampaknya adalah keberhasilan PSR Muba ini menjadi dasar pelaksanaan PSR tingkat nasional. Musi Banyuasin juga membentuk MPOI (Musi Banyuasin Palm Oil Iniviatite) untuk tata kelola perkebunan sawit rakyat sesuai ISPO dan GAP. Musi Banyuasin juga ditunjuk sebagai pilot project pengembangan teknologi IVO dan bensin sawit dengan katalis merah putih yang terintegrasi dengan kebun sawit rakyat untuk memproduki bensin sawit. Sudah diresmikan di Kudus oleh Menteri ESDM Januari lalu. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.