Dark/Light Mode

Jadi Ujung Tombak Penurunan Emisi Di RI, Ini Upaya PLN Jaga Kelestarian Bumi

Senin, 25 April 2022 09:38 WIB
PLN berperan penting dalam penurunan emisi global. Komitmen PLN diwujudkan dalam peta jalan yang komprehensif sampai dengan tahun 2060.
PLN berperan penting dalam penurunan emisi global. Komitmen PLN diwujudkan dalam peta jalan yang komprehensif sampai dengan tahun 2060.

 Sebelumnya 
Untuk mencapai target Carbon Neutral 2060, PLN telah merumuskan beberapa langkah strategis.

Pertama, PLN akan mengembangkan pembangkit EBT sesuai RUPTL 2021-2030, dengan target penambahan kapasitas pembangkit EBT sebesar 20,9 GW dan bauran EBT sebesar 24,8 persen pada 2030.

Pada saat bersamaan, PLN juga terus mengoptimalisasi penerapan cofiring pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) hingga mencapai kapasitas 1,8 GW.

Baca juga : Jasa Marga Dukung Uji Coba Penerapan Ganjil Genap Di KM 47 Tol Karawang Barat

Dari target 52 lokasi tahap implementasi pada 2025, saat ini cofiring biomassa telah diimplementasikan di 28 lokasi. Terakhir, PLN akan mulai memensiunkan PLTU secara bertahap hingga 2056.

Rencananya, 1 GW PLTU subcritical akan mulai dipensiunkan mulai 2030, kemudian 19 GW sub/supercritical pada 2040, dan 23 GW ultra super critical di 2056.

Hingga 2060 mendatang PLN diharapkan dapat mencapai carbon neutral sesuai arah kebijakan energi global.

Baca juga : Lestari Imbau Pembangunan Kedepankan Pelestarian Lingkungan

Pada kesempatan yang sama, sebagai komitmen PLN dalam upaya pencapaian Net Zero Emission, PLN menggandeng The Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia dalam pengembangan kajian pengelolaan perubahan iklim.

Tak hanya dengan DFAT, dalam peningkatan riset dan sumber daya manusia, PLN juga menggandeng Energy Academy Indonesia (ECADIN ).

Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan MoU pada peringatan Hari Bumi tanggal 22 April 2022 antara PLN dengan DFAT yang diwakili oleh Direktur Manajemen Sumber Daya Manusia PLN Yusuf Didi Setiarto bersama Tim Stapleton Minister-Counsellor Economic, Investment and Infrastructure DFAT.

Baca juga : Jelang Penetapan KHDPK, Perhutani Genjot Bisnis Dan Pelestarian Hutan

Sedangkan bersama ECADIN, Yusuf Didi menandatangani MoU dengan Desti Akano, Founder ECADIN. [FAZ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.