Dark/Light Mode

Tak Mau RI Terus Jadi Konsumen

Defend ID Gandeng Turki Dan Prancis Bikin Alutsista

Selasa, 10 Mei 2022 07:30 WIB
Presiden Jokowi meluncurkan Holding dan Program Strategis BUMN Industri Pertahanan Defend ID, Rabu (20/04/2022), di Surabaya. (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev).
Presiden Jokowi meluncurkan Holding dan Program Strategis BUMN Industri Pertahanan Defend ID, Rabu (20/04/2022), di Surabaya. (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev).

 Sebelumnya 
Dengan begitu, pihaknya bisa mengurangi ketergantungan terhadap negara lain yang selama ini mengimpor bahan peledak ke Indonesia. Terutama pada sektor inititating Device.

“Kami bisa mengurangi impor dan menghemat devisa negara sebesar 6 juta dolar AS (Rp 87 miliar) per tahun. Tentunya ini berimbas positif dalam meningkatkan pendapatan laba perusahaan,” ungkapnya.

Pabrik ini diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersamaan dengan peluncuran holding Defend ID pada Rabu (20/4) lalu.

Suhendra menilai, kehadiran pabrik ini menandai peningkatan penguasaan teknologi dan kemandirian bahan peledak detonator dari 35 persen menjadi 80 persen.

Baca juga : Pemerintah Tanggung Biaya Tes Dan Perawatan Hepatitis Akut

Bahkan, peningkatan nilai TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) Detonator ini pun naik, dari 14 persen menjadi 50 persen.

Dual use of technology yang kami miliki juga dapat mendukung keperluan bahan peledak komersial dan militer,” katanya.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir meminta, Defend ID yang beranggotakan PTDI, PT PAL Indonesia, PT Pindad, dan PT Dahana mulai menyiapkan langkah strategis.

“Kita harus menindaklanjuti arahan Presiden Jokowi, agar Defend ID benar-benar menjadi penggerak dalam mewujudkan ketahanan pertahanan nasional,” ucapnya, saat peluncuran Defend ID oleh Presiden Jokowi di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (20/4).

Baca juga : Otda Kemendagri Lebaran Di Metaverse

Menanggapi ini, pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi menilai pembentukan holding pertahanan menunjukkan komitmen serius dari Pemerintah.

“Ini merupakan langkah awal yang baik. Tapi jalannya masih panjang untuk mewujudkan kemandirian industri pertahanan,” kata Khairul kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Ia berharap, hal-hal yang ditargetkan Pemerintah bisa memotivasi holding untuk bersaing di pasar global. Sehingga mendorong Defend ID meningkatkan kapasitas produksinya agar tak hanya memenuhi kebutuhan Alutsista nasional saja.

“Memang butuh waktu panjang. Apalagi dalam memaksimalkan TKDN, maka hulunya juga harus disiapkan,” sarannya.

Baca juga : Evita Nursanty: Saya Percaya, Holding Pertahanan Ini Bisa Bikin RI Disegani

Terpenting, sambung Khairul, adalah terus meningkatkan kemampuan riset. Mengingat dalam pengembangan industri pertahanan tidak bisa sepenuhnya menghentikan impor.

“Dengan menjalin kemitraan strategis itu, tentunya akan ada proses alih teknologi yang sangat diperlukan dan bermanfaat,” pungkasnya.  [IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.