Dark/Light Mode

Geothermal Energy Ancang-ancang Melantai Di Bursa

Ekonomi Membaik, Saham BUMN Diramal Laris Manis

Kamis, 12 Mei 2022 07:30 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/aww).
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/aww).

 Sebelumnya 
Dia menilai, prospek go public untuk anak usaha BUMN seperti PT Pupuk Kaltim atau PT ASDP Indonesia Ferry cukup potensial di tahun ini.

Ditegaskan Toto, emiten BUMN biasanya ditunggu sebagai salah satu motor pendorong pergerakan bursa saham. Untuk itu, rencana IPO beberapa BUMN atau anak usaha BUMN di atas kertas diperkirakan akan menarik minat para investor.

“Di samping karena prospek usaha, daya tarik IPO BUMN juga didorong oleh peran mereka sebagai market leader di industrinya,” ungkapnya.

Baca juga : Hari Kedua Melantai Di Bursa, Saham GoTo Lesu

Toto mencontohkan, rencana IPO Pupuk Kaltim (PKT). Perusahaan ini merupakan salah satu pengelola pabrik pupuk terbesar dalam kelompok Pupuk Indonesia Group. Pupuk Kaltim memiliki fasilitas pabrik pupuk terintegrasi terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara.

Pupuk Kaltim juga mulai fokus pada produksi pupuk NPK (Natrium FosporKalium) untuk komersial dan ekspor. Sekaligus tengah dalam proses berekspansi membangun pabrik baru di Papua.

“IPO Pupuk Kaltim cukup menarik bagi investor. Sebab, secara bisnis Pupuk Kaltim nantinya akan dibebaskan oleh holding pupuk, dari kewajiban Public Service Obligation (PSO). Sehingga perusahaan ini bisa lebih fokus pada aspek komersial,” jelas Toto.

Baca juga : Resmi Melantai Di Bursa, Saham GoTo Langsung Melesat

Terkait hal tersebut, Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi mengakui, kebutuhan investasi perseroan hingga 2,5 miliar dolar AS atau setara Rp 35,9 triliun dalam 5 tahun ke depan. Saat ini kepemilikan saham PKT sebesar 99,99 persen dipegang oleh holding BUMN pupuk, yakni PT Pupuk Indonesia (Persero).

Untuk mengembangkan pabrik Bintuni, perseroan setidaknya membutuhkan dana hingga 2 miliar dolar AS (Rp 29,05 triliun). Dan sisanya untuk pengembangan pabrik perseroan di Bontang, Kalimantan Timur. Adapun untuk sumber dana, Rahmad menyebut senilai 500 juta dolar AS (Rp 7,2 triliun) bisa dicukupi dari kas perseroan.

Sementara untuk kebutuhan dana 2 miliar dolar AS, Rahmad masih mempertimbangkan dengan matang sumber pendanaannya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.