Dark/Light Mode

Bangun Infrastruktur Di 4 Daerah

Menko Luhut Pede Dana Murah China Tak Bebani Utang Negara

Rabu, 3 Juli 2019 07:08 WIB
Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan
Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah Indonesia dan China sepakat menyusun struktur dana khusus pinjaman berbunga rendah untuk investasi dalam kerangka Belt and Road Initiative (BRI) di Indonesia. 

Pinjaman berbunga rendah itu dipastikan tidak akan membebani utang negara. Pinjaman ini akan ditawarkan ke empat koridor investasi dalam kerangka Belt and Road Initiative (BRI) di Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, dan Bali. 

Menko Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, usulan itu disampaikan Presiden Jokowi dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Xi Jinping saat gelaran G20 di Osaka, akhir pekan lalu. 

“Presiden usulkan special fund dengan bunga murah untuk perusahaan-perusahaan China yang investasi di Indonesia, dan mitra perusahaan-perusahaan Indonesia.” katanya dalam acara Coffee Morning di kantornya, Jakarta, kemarin. 

Baca juga : Di Asia, Daya Saing Indonesia Naik 11 Peringkat

Luhut menilai, dibentuknya dana khusus berbunga murah itu dapat membantu perputaran uang di Indonesia. Terlebih, proyek investasi di empat koridor itu berjumlah hingga miliaran dolar Amerika Serikat. 

Lebih lanjut, Luhut mengatakan, pemerintah China dan Indonesia sepakat untuk menyusun struktur dana khusus ini. “Ibu Sri Mulyani sedang mengerjakan strukturnya dan kita buat sehingga nanti mudah,” ujarnya. 

Luhut memastikan tidak ada jaminan pemerintah dalam dana tersebut. Menurutnya, pembentukan dana khusus ini merupakan upaya pemerintah mendapatkan dana murah tanpa menambah beban utang negara. 

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Kemenko Kemaritiman Ridwan Djamaluddin menegaskan, dana murah untuk proyek-proyek investasi di Indonesia itu tak diberikan pemerintah China kepada pemerintah Indonesia. 

Baca juga : Harga Mulai Turun, Emak-emak Tenang

“Tapi, kepada perusahaan China dan perusahaan Indonesia yang bekerja sama. China kan punya dana murah yang diinvestasikan di sana sini, kita minta sediakan dong kantong buat Indonesia,” katanya. 

Ridwan mengatakan, usulan ini akan kembali ditegaskan Luhut dalam kunjungan kerjanya ke China, Rabu (3/7). 

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Moh Zulfikar mengatakan, pemerintah Indonesia harus mewaspadai investasi besar-besaran China di Indonesia dalam misi BRI. 

Ia khawatir, bukannya malah mendapat keringanan bunga utang, investasi itu justru me nimbulkan debt trap atau jeb akan utang. 

Baca juga : Luhut Jamin Tak Ada Jebakan Utang China

Zulfikar menilai, sulit rasanya mendapatkan keringanan bunga walaupun pembangunan infrastruktur di Indonesia masif. Zulfikar menjelaskan, China telah melakukan beberapa cara untuk mendapatkan simpati dari negara-negara dalam proyek BRI. Menurutnya, penggunaan prinsip business to business hanya kamuflase belaka. 

“Masih ada kemungkinan adanya debt trap meskipun perjanjian dilakukan secara business to business,” ujarnya. [KPJ] 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.