Dark/Light Mode

Kemendag Klaim Ekspor Produk UKM ke Kanada Kinclong

Sabtu, 6 Juli 2019 07:42 WIB
Ilustrasi pergerakan ekspor produk UMKM.
Ilustrasi pergerakan ekspor produk UMKM.

RM.id  Rakyat Merdeka - Dalam empat tahun, Trade and Private Sector Assistance (TPSA) Project yang digarap pemerintah Indonesia bersama Global Affairs Canada (GAC) sukses mendongkrak ekspor produk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Indonesia ke Kanada.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Arlinda menerangkan, selama empat tahun berjalan (2015-2019), TPSA Project mampu melaksanakan 80 aktivitas yang berdampak signifikan terhadap peningkatan kapasitas pelaku usaha Indonesia dan peningkatan ekspor Indonesia ke Kanada dan negara lainnya.

“TPSA Project juga sudah melakukan pembinaan terhadap 15 UKM Indonesia untuk tiga komoditas, yakni pakaian jadi, alas kaki, dan kopi, sehingga bisa ekspor ke pasar Kanada dan Amerika Utara,” kata Arlinda dalam pertemuan Final Project Conference dan Project Steering Committee TPSA di Jakarta.

Melalui kerja sama ini, lanjut Arlinda, TPSA Project juga berhasil membukukan peningkatan ekspor sebesar 4,8 juta dolar AS pada periode 2015-2019. Nilai tersebut, diyakini akan terus bertambah seiring dengan negosiasi bisnis yang masih berjalan pada tiga sektor tersebut.

Baca juga : Indonesia Siap-siap Ekspor Buah ke Argentina

"Melalui pembinaan yang intensif, para UKM binaan TPSA Project berhasil masuk ke pasar Kanada dan meningkatkan ekspornya. Dengan adanya peningkatan ekspor ini, diharapkan dapat mendorong peningkatan hubungan perdagangan Indonesia dan Kanada ke depannya," lanjut Arlinda.

Ia menerangkan, TPSA Project adalah proyek yang didanai Pemerintah Kanada melalui GAC yang  dilaksanakan the Conference Board of Canada selama lima tahun.

Tujuan proyek ini yaitu untuk mendukung pertumbuhan ekonomi melalui intensifikasi perdagangan dan investasi dengan mendorong perdagangan antara Indonesia dan Kanada.

“Pelaksanaan TPSA Project yang berakhir pada 2019 ini telah memberikan manfaat kepada 43 instansi kementerian, lembaga, 500 asosiasi pelaku usaha, dan 20 universitas atau lembaga riset sejak dimulai pada 2015,” tegas Arlinda.

Baca juga : 2021, Hyundai Mulai Produksi Mobil Di Indonesia

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan (Kemendag) Karyanto Suprih mengatakan, pemeritah saat ini sedang berupaya menggenjot ekspor untuk mengatasi defisit neraca perdagangan.

Pemerintah menargetkan penyelesaian 11 perjanjian dagang dengan negara mitra, baik bilateral maupun multilateral untuk menggenjot ekspor produk Indonesia ke pasar internasional.

Karyanto mengatakan, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita tengah memfinalisasi perjanjian Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) Asean dan enam perjanjian bilateral dengan negara yaitu Uni Eropa, Mozambik, Tunisia, Maroko, Turki, serta Mesir.

“Kemendag juga berusaha membuka pasar ekspor baru di kelompok negara Afrika bagian selatan yang tergabung dalam Southern African Customs Union (SACU), Afrika bagian Barat (Economic Community of West African States/Ecowas), negara-negara Eurasia, serta negara di kawasan Amerika Latin. Selain itu, Indonesia aktif di dalam pertemuan organisasi internasional seperti Asean, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), APEC, G20, dan G33,” ujarnya.

Baca juga : Indonesia Optimis Ekspor Hortikultura ke China Naik Sampai 300 Persen

Dengan langkah tersebut, diharapkan membuka peluang ekspor lebih besar bagi Indonesia dan dapat mengatasi melambatnya ekspor Indonesia. “Sekaligus langkah membuka pasar baru untuk mendongkrak neraca perdagangan,” tutup Karyanto. [NOV]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.