Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Cek Di Sini, 5 Penjelasan Penting BPOM Soal Vaksin AstraZeneca Yang Bikin Heboh
- Lawan Guinea, Pelatih Persib: Timnas Akan Hadapi Lawan Berat
- Piala AFC U-17 Putri, Garuda Pertiwi Muda Fokus Hadapi Korsel
- 128.000 Jemaah Haji Indonesia Nikmati Fasilitas Fast Track
- Dortmund Ke Final, PSG Cuma Kurang Beruntung
Petani Menjerit
Luhut Siapin Jurus Jitu Kerek Harga TBS Sawit
Senin, 4 Juli 2022 06:30 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan turun tangan memperbaiki harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di petani yang tak kunjung naik.
Salah satu upaya yang dilakukan luhut, yakni meminta Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mempercepat ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) dan bahan baku minyak goreng.
Percepatan ekspor diminta dengan menaikkan rasio angka pengali ekspor CPO. Dan bahan baku minyak goreng menjadi tujuh kali lipat dari kewajiban pasar domestik atau Domestic Market Obligation (DMO).
Baca juga : Nih, Tiga Jurus Jitu Demokrat
“Saya minta Kementerian Perdagangan (Kemendag) meningkatkan pengali ekspor menjadi tujuh kali untuk ekspor sejak 1 Juli. Tujuannya, untuk menaikkan harga TBS di petani,” ujar Luhut dalam keterangan resminya, kemarin.
Sebelumnya, Pemerintah memberikan insentif kuota ekspor lima kali lipat kepada produsen, dari realisasi pendistribusian DMO dan kewajiban harga domestik DPO.
Contohnya, jika bisa menyalurkan minyak goreng curah dengan harga Rp 14 ribu per liter sebanyak seribu ton, maka produsen tersebut diperbolehkan melakukan ekspor lima kali lipat dari seribu ton.
Baca juga : Petani Dorong Pemerintah Benahi Tata Kelola Harga Sawit
Eks Menko Polhukam ini memastikan, Pemerintah tengah berupaya menemukan keseimbangan antara target dari sisi hulu hingga hilir terkait pengendalian minyak goreng.
Saat ini harga minyak goreng telah mencapai Rp 14 ribu per liter di Jawa-Bali, sehingga kebijakan di hulu dapat kita mulai relaksasi secara hati-hati. Ini untuk mempercepat ekspor harga TBS di tingkat petani,” jelas Luhut.
Pada Juni lalu, lanjut Luhut, Pemerintah telah memberikan alokasi ekspor sebesar 3,41 juta ton melalui program transisi dan percepatan. Ini dilakukan untuk memberi kepastian kepada dunia usaha terkait ekspor.
Baca juga : Pemerintah Siapkan Layanan Safari Wukuf Untuk Jemaah Haji Yang Sakit
“Khusus untuk program transisi dapat dipergunakan selama beberapa bulan ke depan,” imbuhnya.
Luhut mengungkapkan, pada akhir Juni, total minyak goreng curah yang disalurkan sebagai bagian DMO produsen minyak goreng telah mencapai lebih dari 270 ribu ton.
Alokasi ekspor dari program DMO juga dapat dipergunakan selama 6 bulan, dan sebagian telah dikonversi menjadi hak ekspor.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya