Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Kita Impor Gandum 11 Juta Ton Per Tahun
Jokowi: Hati-hati, Harga Roti Dan Mie Instan Naik
Jumat, 8 Juli 2022 06:20 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Perang Rusia dan Ukraina memicu lonjakan harga komoditas, termasuk gandum. Pasalnya, kedua negara itu merupakan pengekspor gandum terbesar di dunia, sehingga kondisi sekarang membuat distribusi terganggu.
Kenaikan harga gandum akibat perang ini harus diwaspadai. Kelangkaan gandum akan membuat harga produk turunannya, seperti roti dan mie instan, mengalami kenaikan. Apalagi, Indonesia masih mengimpor gandum. Terutama untuk bahan baku industri makanan.
“Kita impor gandum gede banget, 11 juta ton per tahun. Hati-hati, yang suka makan roti, yang suka makan mie, harganya bisa naik karena ada perang di Ukraina,” kata Jokowi saat menghadiri Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional ke-29 di Medan yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, kemarin.
Baca juga : Agum: Hati-hati, Teror Bisa Terjadi Kapan Saja Dan Di Mana Saja
Jokowi mengungkapkan, sebagian negara di dunia kini mengalami kekurangan pangan akut, akibat kekurangan stok dan kenaikan harga komoditas, termasuk gandum. Sebanyak 40 persen pasokan gandum dunia berasal dari Ukraina, Rusia dan Belarusia.
Eks Wali Kota Solo ini mencatat, saat ini stok gandum yang tertahan di Ukraina sebesar 77 juta ton. Sementara, stok di Rusia mencapai 130 juta ton. Stok gandum tersebut tertahan akibat konflik kedua negara tersebut.
“Saya tanya ke Presiden Ukraina Zelenskyy (Volodymyr Oleksandrovych Zelenskyy), stok gandum di Ukraina saat ini 22 juta ton tidak bisa dijual. Kemudian ada panen gandum baru 55 juta ton. Artinya, stok di Ukraina sudah 77 juta ton,” kata Jokowi.
Baca juga : Jokowi: Rakyat Harus Tahu, Kondisi Indonesia Masih Sangat Baik
Jokowi mengatakan, tertahannya stok tersebut menyebabkan harga gandum di pasar global naik 30-50 persen secara tahun berjalan.
Kenaikan harga gandum internasional, akan berdampak pada industri makanan di dalam negeri. Khususnya yang menggunakan bahan baku tepung terigu seperti biskuit, roti dan mie.
Kendati begitu, Jokowi memastikan stok dan harga beras dalam negeri masih terkendali. Indonesia bahkan sudah berhenti mengimpor beras sejak 2019.
Baca juga : Jokowi: Hati-hati! Nanti Saya Didemo
“Rakyat kita, utamanya petani, masih berproduksi beras dan sampai saat ini harganya belum naik. Biasanya kita impor 1,5 juta ton-2 juta ton. Ini sudah tidak impor beras lagi,” jelasnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya